Daryono menyebut ini adalah risiko tinggal dan menumpang hidup di pertemuan batas lempeng.
"Mau tidak mau, suka tidak suka, inilah risiko yang harus kita hadapi," tutur Daryono.
Tak hanya itu, Daryono juga mengatakan, masyarakat tidak perlu cemas dan takut.
Lebih lanjut, Daryono menyebut bahwa semua informasi potensi gempa dan tsunami harus direspons dengan langkah nyata dengan cara memperkuat mitigasi.
Dengan begitu, "Kita dapat meminimalkan dampak, sehingga kita tetap dapat hidup dengan selamat, aman, dan nyaman di daerah rawan gempa."
Baca Juga: #5MenitAja Rutin Minum Jus Seledri, Rasakan Manfaat Menakjubkan Ini!
Menurutnya, gempa bumi dan tsunami di Pantai Selatan Jawa, juga di wilayah Indonesia lainnya, adalah keniscayaan.
"Yang penting dan harus dibangun adalah mitigasinya, kesiapsiagaannya, kapasitas stakeholder dan masyarakatnya, maupun infrastruktur untuk menghadapi gempa dan tsunami yang mungkin terjadi," pungkasnya.
Potensi gempa megathrust
Sebelumnya, pakar Tsunami dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Widjo Kongko memprakirakan gempa megathrust berpotensi terjadi di selatan Pulau Jawa.
Gempa yang berpotensi terjadi sebesar 8,5 hingga 8,8 SR sehingga berpotensi menimbulkan tsunami dengan ketinggian 20 meter di sepanjang pantai tersebut.
Source | : | Suar.ID |
Penulis | : | Maharani Kusuma Daruwati |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR