Nakita.id - Sakit kepapa tentunya menjadi hal yang paling tidak menyenangkan bukan Moms?
Apa lagi jika kita diharuskan menjalani aktivitas normal dengan sakit kepala yang mengganggu.
Tentunya suasana hati juga akan ikut memburuk dan memengaruhi produktivitas kita saat beraktivitas.
Baca Juga: Ngeri! Jarang Mencuci Buah Sebelum di Makan, Ratusan Cacing Pita Bersarang di Otak Bocah 8 Tahun Ini
Jadi apakah Moms bisa bayangkan bagaimana rasanya jadi pria yang selama 30 tahun sering derita sakit kepala ini?
Melansir dari Pear Video, Zhang (59) mengaku sering menderita sakit kepala yang sulit terobati.
Ia pun memutuskan untuk pergi ke rumah sakit di Guangzhou, Provinsi Guangdong, China Selatan untuk mencari tahu.
Baca Juga: Infeksi Cacing Pita Pada Bayi, Hindari Dengan 4 Hal Ini Moms!
Ia sudah mencari tahu tentang sakit kepala yang dideritanya sejak tahun 1989.
"Aku sakit kepala dan berkeringat di malam hari," ujar Zhang.
Zhang sudah mendapatkan diagnosa dari dokter lain yang menyatakan bahwa ia menderita epilepsi dan diberikan obat namun tak berhasil.
Pada akhirnya Zhang didiagnosis terinfeksi parasit oleh rumah sakit lain dan dirujuk untuk segera operasi.
Baca Juga: Ini Jumlah Buah dan Sayuran Yang Harus Dikonsumsi Balita Setiap Harinya
Ternyata ahli bedah menemukan cacing hidup sepanjang 10 cm dari dalam tengkorak kepala Zhang.
Menurut dokter cacing itu sudah ada di sama lebih dari 30 tahun.
Video ini menunjukkan cacing yang hampir transparan dan masih hidup pada baki medis setelah dikeluarkan dari kepala Zhang.
Yan Xueqiang, Dokter Kepala dari departemen bedah saraf rumah sakit, mengatakan bahwa minum air sungai atau makan katak dan ular yang kurang matang dapat dengan mudah menyebabkan infeksi parasit.
Ternyata di kota kelahiran Zhang di daerah pegunungan, makan katak yang kurang matang dan minum air mentah sangat umum.
Beruntung Zhang masih bisa diselamatkan dan sekarang ia pulih dari sakit kepala berkepanjangannya.
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Source | : | Pear Video |
Penulis | : | Rachel Anastasia Agustina |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR