Banyak faktor risiko yang menyebabkan seseorang terkena glaukoma.
“Faktor genetik dan riwayat keluarga ada yang glaukoma, maka periksa mata pada usia 30,” ujar dokter spesialis mata dari Jakarta Eye Center Ikke Sumantri.
Dokter Ikke mengatakan, glaukoma karena faktor genetik adalah tipe glaukoma primer yang cukup banyak ditemui.
Faktor risiko lainnya, yaitu orang-orang yang memiliki penyakit kronis, seperti diabetes, hipertensi, dan jantung.
Ikke menjelaskan, pada diabetes yang gula darahnya tinggi atau tidak terkontrol, pembuluh darah kecilnya bisa rusak, termasuk yang ada di mata.
Selain menyebabkan retinopati diabetic, bisa juga terjadi glaukoma.
Kemudian pada orang dengan penyakit jantung misalnya, kondisi itu bisa menurunkan suplai darah di mata.
Faktor risiko tersebut bisa menyebabkan rusaknya saraf mata hingga terjadilah glaukoma.
Baca Juga: Demi Menjadi Anak Pemberani, Jangan Biarkan Anak Tidak Menghadapi Masalah dan Kegagalannya
“Umumnya tekanan pada bola mata tinggi sehingga merusak saraf mata,” kata Ikke.
Pernah trauma atau kecelakaan pada daerah mata, juga harus diperiksa bagian saraf matanya.
Selain itu, penggunaan obat yang mengandung steroid secara berlebihan juga akan meningkatkan tekanan bola mata dan berisiko glaukoma.
Glaukoma yang terlambat diketahui dan tidak segera ditangani bisa menghilangkan seluruh penglihatan.
Glaukoma bisa terjadi pada salah satu bola mata maupun keduanya.
Obat-obatan atau terapi yang ada sejauh ini tidak dapat menyembuhkan glaukoma atau mengembalikan saraf yang rusak.
Pengobatan hanya dapat menghambat kerusakan saraf mata menjadi lebih parah.
Baca Juga: Cuaca Panas Kemarau Panjang Bikin Si Kecil Rentan Terkena Penyakit, Orangtua Wajib Waspada
Artikel ini sudah pernah tayang di Wiken.ID dengan judul Awalnya Diduga Matanya Buta karena Sering Main Game, Ternyata Anak Muda Ini Menderita Penyakit Mengerikan yang Tidak Bisa Sembuh.
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Source | : | Wiken Grid |
Penulis | : | Maharani Kusuma Daruwati |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR