Nakita.id - Mungkin Moms dan Dads pernah mendengar orangtua dengan bangga mengatakan sesuatu seperti, "Anak saya begadang semalaman untuk mendapatkan proyek sains yang adil. Dia sedikit perfeksionis!".
Tetapi setiap orang tua yang berpikir perfeksionisme adalah simbol status kemungkinan tidak mengerti bahwa perfeksionisme adalah masalah serius loh Moms.
Jika anak adalah seorang yang perfeksionis, kemungkinan Anda akan melihat sendiri betapa sulit dan bahayanya hal itu.
Seperti yang dikutip dari Verrywellfammily, berikut bahaya dari perfeksionisme anak:
Ketakutan anak akan kegagalan membuat mereka ragu bahkan enggan untuk mencoba hal-hal baru.
Mereka merasa harus tampil sempurna di luar, dan akibatnya, banyak dari mereka menderita secara diam-diam tanpa memberitahu siapapun bahkan Moms dan Dads.
Anak yang perfeksionis mungkin memiliki resiko lebih tinggi untuk depresi dan masalah kesehatan mental lainnya.
Karena anak yang perfeksionis merasa terdorong untuk menghindari kesalahan, mereka berada di bawah tingkat stres yang tinggi sepanjang waktu.
Dan terlalu banyak stres dapat berakibat buruk bagi kesehatan fisik dan emosional anak.
Jika anak merupakan seorang perfeksionis, Moms dan Dads harus mengatasi hal ini segera, mengingat betapa bahayanya sikap perfeksionis ini.
Berikut cara-cara yang bisa Moms dan Dads lakukan:
1. Puji upaya anak daripada hasilnya
Hindari memuji anak karena mendapatkan nilai bagus dalam mata pelajarannya.
Sebaliknya, pujilah anak karena belajar dan berusaha dengan keras.
Juga, pujilah dia karena memperlakukan orang lain dengan kebaikan atau karena menjadi teman yang baik.
Jelaskan bahwa prestasi bukanlah satu-satunya hal penting dalam hidup.
Baca Juga: Tidak Cocok Menggunakan Parfum dan Dedoran Konvensional, Coba Memakai Beberapa Wewangian Alami
2. Bagikan kisah kegagalan Moms dan Dads
Jelaskan kepada anak bahwa orang tuanya juga tidak sempurna.
Beri tahu dia tentang kegagalan Moms dan Dads seperti tidak mendapatkan pekerjaan atau saat gagal ujian.
3. Jelaskan bagaimana Anda mengatasi kegagalan Anda
Ajari anak cara menghadapi kekecewaan, penolakan, dan kesalahan dengan cara yang sehat.
Berbicara dengan seorang teman, menulis di jurnal, atau menggambar adalah beberapa keterampilan mengatasi yang dapat membantunya mengatasi perasaannya.
4. Model self-talk yang sehat
Ajari anak untuk menggunakan belas kasih pada diri sendiri sebagai lawan dari kritik diri.
Moms bisa lakukan percakapan dengan diri sendiri dengan suara keras untuk menunjukkan kepada anak bahwa Moms dan Dads memperlakukan diri dengan kebaikan bahkan ketika membuat kesalahan.
Katakan hal-hal seperti, “Saya lupa pergi ke bank hari ini sebelum mereka tutup.
Saya akan mencoba melakukan yang lebih baik besok" atau “Saya tidak memperhatikan kompor dan saya menggosongkan ayam untuk makan malam.
Saya akan menemukan sesuatu yang lain untuk kita makan dan saya akan memperhatikan ketika saya memasaknya".
5. Jangan pasang harapan tinggi pada anak
Pastikan Moms dan Dads tidak menekan anak untuk menjadi sempurna.
Ciptakan ekspektasi yang tinggi tetapi masuk akal.
Dan memantau harapan Moms dan Dads dari waktu ke waktu untuk memastikan tidak berharap terlalu banyak dari anak.
Jika anak gagal memenuhi harapan Moms dan Dads, atau anak ingin berhenti berusaha mencapai harapan Moms dan Dads, maka berhenti terlalu berharap banyak pada anak.
Karena hal tersebut akan membuat anak tertekan dan tidak nyaman.
Bantu anak mengidentifikasi apa yang dapat ia kontrol dan apa yang tidak dapat ia kontrol.
Jelaskan bahwa ia tidak dapat mengendalikan banyak keadaan yang memengaruhi keberhasilannya.
6. Tetapkan tujuan realistis dengan anak
Bicaralah dengan anak tentang tujuan yang ingin ia capai.
Jika tujuannya membutuhkan kesempurnaan, bicaralah dengannya tentang bahaya menetapkan tujuan tinggi yang tidak realistis untuk dirinya sendiri dan membantunya menetapkan tujuan yang lebih realistis.
7. Bantu anak mengembangkan harga diri yang sehat
Terlibat dalam kegiatan yang membantu anak merasa baik tentang siapa dia, bukan hanya apa yang dia capai.
Bersukarela dan mempelajari hal-hal baru merupakan beberapa cara untuk membantu anak untuk mengembangkan pandangan yang lebih sehat tentang dirinya.
Kapan Mencari Bantuan Profesional?
Waspadai bahwa perfeksionisme menyebabkan masalah sosial.
Misalnya, jika anak menolak untuk bersosialisasi karena ia sedang berusaha untuk mendapatkan nilai sempurna atau ia menangis setiap kali ia tidak mendapatkan nilai A di kelas, kehidupan sosialnya kemungkinan akan menderita dan ia mungkin memerlukan bantuan profesional.
Kesulitan pendidikan adalah tanda peringatan lain bahwa anak mungkin mendapat manfaat dari berbicara dengan profesional kesehatan mental.
Misalnya, jika anak tidak dapat menyelesaikan proyek karena dia pikir pekerjaannya tidak cukup baik atau dia merobek kertasnya setiap kali dia membuat kesalahan, bantuan profesional mungkin diperlukan.
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Source | : | verywellfamily.com |
Penulis | : | Puput |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR