Nakita.id - Mengendalikan amarah dan emosi kadang tidak mudah.
Orangtua tidak seharusnya kehilangan kendali dan bertengkar di depan anak-anak mereka.
Karena anak yang melihat pertengkaran orangtua pasti merasa takut, khawatir, dan akan membuat mereka kecewa.
Terlebih jika anak masih kecil dan belum mengerti.
Penelitian menunjukkan bahwa tekanan amarah dapat menciptakan pola perilaku yang mempengaruhi sosialisasi masa depan, manajemen emosi, dan harga diri pada anak.
Bahkan, dapat menyebabkan masalah kecemasan dan OCD.
Meskipun solusi ideal mungkin tetap tenang, solusi yang lebih bisa diterapkan adalah mengetahui cara menenangkan anak.
Mengutip dari laman Fatherly, berikut cara menenangkan anak setelah melihat orang tua bertengkar:
Tenang
Sebelum mencoba menghibur anak yang ketakutan, orangtua juga perlu memahami emosi mereka sendiri.
Bagaimana bisa menenangkan anak yang ketakutan jika Moms dan Dads belum bisa menenangkan diri sendiri?
Jika butuh waktu untuk menenangkan diri, pergilah ke suatu tempat untuk menenangkan diri seperti pergi ke gym atau sekedar mencari udara segar sebentar.
Setelah tenang, tidak apa-apa bagi orangtua untuk menjelaskan kepada anak apa yang terjadi dengan lembut pastinya.
Karena anak mungkin masih ketakutan setelah melihat Moms dan Dads bertengkar.
Pikirkan sudut pandang anak
Orangtua harus melihat situasi dari sudut pandang anak-anak.
Ketika anak melihat secara langsung orangtuanya bertengkar, maka mereka akan merasa sedih dan shock.
Orangtua pastinya lebih dewasa, lebih kuat, dan lebih keras.
Apakah ada gerakan atau sikap tubuh yang agresif? Apakah ada sesuatu yang terlempar atau patah?
Jangan sampai anak melihat kekerasan terjadi dalam pertengkaran Moms dan Dads.
Karena mereka akan merekam perilakukan apa yang dilakukan dan perkataan apa yang terlontar dari orangtuanya saat bertengkar.
Jika Dads memukul Moms, maka kemungkinan besar anak akan meniru perilaku tersebut dan bahkan mempraktikannya pada teman atau saudaranya.
Atau juga bisa menyimpan rasa benci pada Dads karena telah memukul ibunya.
Jika Moms meneriaki Dads, maka anak juga akan menirunya di kemudian hari.
Perbaiki kerusakan
Setelah tenang dan memahami sudut pandang anak, orangtua perlu melakukan upaya tulus untuk memperbaiki hubungan yang mungkin menjadi sedikit rusak akibat pertengkaran tersebut.
Baca Juga: Berawal dari Selentingan Tak Sedap, Uya Kuya Nekat 'Labrak' Deddy Corbuzier, Deddy:
Meminta anak untuk duduk bersama di tempat yang aman dan nyaman adalah ide yang baik.
Beberapa anak tidak mau berbicara langsung tentang apa yang terjadi dan ingin bermain. Tidak apa-apa.
Hampiri anak dan ceritakan yang Moms dan Dads rasakan, terkadang berbagi emosi dengan anak akan menguatkan hubungan lho.
Ajak anak ke dalam proses perbaikan ini sehingga mereka mungkin dapat menciptakan solusi bersama untuk masalah yang dihadapi.
Terhubung dengan anak
Orangtua harus mencari peluang untuk terhubung kembali dengan anak mereka setelah bertengkar.
Bisa ajak mereka pergi jalan-jalan ke taman, naik sepeda, atau hanya bermain bersama.
Mengajak anak melakukan kebiasaan bersama juga ide yang bagus.
Usahakan untuk membuatnya merasa tidak ada yang perlu dikhawatirkan dan ditakutkan setelah pertengkaran Moms dan Dads.
Orang tua perlu menyadari bahwa anak tidak hanya merasa terancam secara fisik oleh kemarahan, tetapi mereka khawatir bahwa hubungan keluarga dalam bahaya.
Dan itulah mengapa sangat penting bagi orang tua untuk mengontrol emosi saat sedang ada anak di rumah.
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Source | : | fatherly.com |
Penulis | : | Puput Sarintiya |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR