Nakita.id - Cerebral palsy (CP) adalah masalah yang mempengaruhi tonus otot, gerakan, dan keterampilan motorik.
Ini menghambat kemampuan tubuh untuk bergerak secara terkoordinasi dan terarah.
Ini juga dapat mempengaruhi fungsi tubuh lainnya yang melibatkan keterampilan motorik dan otot, seperti pernapasan, kontrol kandung kemih dan usus, makan, dan berbicara.
Cerebral palsy sering disebabkan oleh kerusakan otak yang terjadi sebelum atau selama kelahiran bayi, atau selama 3 hingga 5 tahun pertama.
Kerusakan otak juga dapat menyebabkan masalah lain, seperti masalah penglihatan, pendengaran, dan pembelajaran.
Mengutip dari Webmd, ada 4 jenis cerebral palsy, yaitu:
1. Spastic cerebral palsy
Ini merupakan jenis yang paling umum terjadi.
Ciri khusus spastic cerebral palsy ini adalah timbulnya kejang karena otot menjadi kaku dan mengencang.
Spastic cerebral palsy ini dibagi menjadi tiga kelompok:
Diplegia spastic
Sebagian besar melibatkan kekakuan otot di kaki.
Tipe ini menjadikan otot-otot tegang di kaki dan pinggul dan dapat menyebabkan kesulitan berjalan karena kaki menekuk lutut.
Ini juga disebut "scissoring".
Hemiplegia spastic
Pada tipe ini, hanya satu sisi tubuh yang terpengaruh.
Lengan dan kaki di satu sisi mungkin lebih pendek dan lebih tipis, yang dapat menyebabkan penderita berjalan jinjit.
Baca Juga: Gizi Saat Hamil 4 Bulan, Berikut Sederet Nutrisi yang Wajib Moms Penuhi di Awal Trimester Kedua
Beberapa orang dengan tipe ini memiliki tulang belakang yang melengkung, yang disebut skoliosis.
Kejang dan masalah bicara juga bisa menjadi bagian dari hemiplegia spastic.
Quadriplegia spastic
Pada tipe ini, semua anggota tubuh terpengaruh termasuk tubuh dan wajah.
Selain itu, tipe ini memungkinkan penderita mengalami kejang dan kesulitan bicara.
Quadriplegia spastic ini merupakan jenis Cerebral palsy spastic yang paling serius dan berbahaya karena menjangkit seluruh tubuh.
2. Dyskinetic cerebral palsy
Jenis yang kedua adalah Dyskinetic cerebral palsy.
Jika seseorang memiliki cerebral palsy diskinetik, otot-otot mungkin menjadi terlalu kencang atau terlalu kendur.
Hal ini mengakibatkan gerakan menjadi tidak terkendali.
Jika otot-otot di wajah atau mulut terpengaruh, wajah penderita mungkin akan terlihat cemberut, mengeluarkan liur dan kesulitan berbicara.
Ada beberapa jenis dyskinetic cerebral palsy, seperti Athetoid yang menyebabkan gerakan lambat, melengkung dan seperti menggeliat, Koreoreetoid yang menyebabkan gerakan tidak terarah dan tidak terkontrol, dan terakhir dystonic yang menyebabkan ketidaknormalan otot.
3. Ataxic Cerebral Palsy
Cerebral palsy jenis ini jarang terjadi.
Tipe ini menyebabkan masalah dengan koordinasi dan keseimbangan mengakibatkan si penderita tidak bisa berjalan dengan stabil.
Penderita juga mungkin gemetar dan bisa membuatnya sulit untuk melakukan tugas-tugas yang membutuhkan kemantapan, seperti menulis.
4. Cerebral palsy campuran
Cerebral palsy campuran ini memiliki gejala lebih dari satu jenis.
Kebanyakan penderita memiliki kombinasi spastik dan diskinetik.
Gejala yang ditunjukkan bila bayi menderita cerebral palsy adalah keterlambatan dalam melakukan sesuatu yang sebenarnya dapat dilakukan bayi di usia tertentu.
Baca Juga: Rayakan Hari Tani, TaniHub Ajak Semua Kalangan Cintai Pertanian Indonesia Lewat TaniFest
Contohnya seperti berguling, merambat, berdiri, berjalan, duduk, dan lain-lain.
Tetapi tidak semua gejala yang mirip dapat mengindikasikan bahwa bayi terkena cerebral palsy lho, Moms.
Untuk lebih pastinya, tanyakan pada dokter yang dapat melakukan pemeriksaan lebih lanjut mengenai gejala yang ditunjukkan Si Kecil.
Sehingga dapat mengetahui apakah Si Kecil menderita cerebral palsy atau tidak.
Pada bayi di bawah 6 bulan, perhatikan tanda-tanda berikut:
- Ketika Moms mengangkat Si Kecil dari tidur (di bagian belakang), kepalanya jatuh ke belakang.
- Si Kecil tampak kaku atau terkulai.
- Ketika dipeluk, Si Kecil memanjangkan punggung dan lehernya, hampir seolah menjauh.
- Saat Moms mengangkat Si Kecil, kakinya menjadi kaku dan saling silang seperti gunting.
Baca Juga: Pastikan Si Kecil Tak Kekurangan ASI, Kenali Tanda-tanda Fisiknya Ini
Jika bayi lebih dari 6 bulan, tanda-tandanya seperti:
- Dia tidak bisa berguling.
- Dia tidak bisa menyatukan tangannya.
- Kesulitan membawa tangannya ke mulut.
- Ketika dia meraih sesuatu, itu hanya dengan satu tangan. Tangan yang lain dalam kepalan.
Jika bayi lebih dari 10 bulan, perhatikan tanda-tanda ini:
- Merangkak dengan mendorong dengan satu tangan dan satu kaki sambil menyeret sisi lain tubuhnya.
- Tidak merangkak dengan merangkak, melainkan berlari, atau dia berlutut.
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Source | : | webmd.com,kidshealth.org |
Penulis | : | Puput Sarintiya |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR