6. Robek rektum
Moms juga bisa mengalami robek rektum saat mendorong Si Kecil keluar.
Untungnya, ini adalah robekan vagina yang paling jarang terjadi selama persalinan normal.
Salah satu cara untuk mengurangi robekan ke dalam rektum adalah dengan mengompres hangat ke perineum selama fase persalinan.
Sering memijat pangkal vagina dengan minyak atau pelumas berbahan dasar air dianggap melembutkan jaringan sehingga membuatnya lebih kenyal, meningkatkan fleksibilitas, dan mencegah robek rektum.
Baca Juga: Pria Asal Belanda Dioperasi, Setelah Dokter Temukan 15 Telur di Rektumnya
7. Retensi plasenta
Pengeluaran plasenta sering terjadi dengan sendirinya dalam 30 menit pertama setelah melahirkan karena plasenta terpisah dari dinding rahim dan didorong keluar dengan kontraksi.
Jika tidak terjadi secara otomatis, hal ini disebut retensi plasenta.
Beberapa penyebab retensi plasenta termasuk kontraksi yang lemah, serviks menutup sebelum dikeluarkan, atau plasenta menempel pada dinding otot rahim.
Baca Juga: Perkembangan Janin Bulan 9 : Waspadai Lepasnya Plasenta dari Dinding Rahim
Obat-obatan akan membantu mengendurkan rahim.
Gejala retensi plasenta sendiri termasuk demam, pendarahan berat, atau rasa sakit yang konstan.
Sebagai upaya terakhir, pembedahan mungkin diperlukan untuk mengeluarkan plasenta.
Kondisi ini dapat mengancam jiwa jika tidak ditangani dengan benar.
Source | : | parents.com |
Penulis | : | Puput Sarintiya |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR