Sebagian beranggapan bahwa metode BLW mendorong bayi untuk menerima berbagai macam tekstur dan rasa makanan sehingga lebih mudah menerima makan “sehat” seperti sayur-sayuran.
Ada pula anggapan bahwa metode BLW berdampak pada kemampuan bayi mengatur rasa lapar dan mencegah obesitas. Namun hal ini tidak terbukti berdasarkan studi terbaru oleh Taylor (2017) yang menemukan bahwa bayi yang menjalani metode BLW memiliki indeks massa tubuh yang sama dengan bayi yang diberi MPASI secara konvensional.
Pemberian MPASI melalui metode BLW juga banyak ditentang karena bayi berisiko mengalami tersedak.
Dua studi kecil oleh Cameron (2013) dan Morrison (2016) mengindikasikan adanya risiko tersedak lebih tinggi pada bayi yang mendapat BLW. Studi BLISS (Baby-Led Introduction to SolidS, 2017) mencoba mengurangi risiko tersedak dengan melakukan modifikasi terhadap metode BLW, yaitu dengan tetap mengikuti aturan umum pemberian makan seperti:
* Memastikan faktor kesiapan dan keamanan bagi bayi:
* Posisi bayi harus sudah menegakkan dada dan selama proses makan dapat mempertahankan posisi tersebut
* Bayi harus selalu didampingi saat pemberian makan
* Memperkenalkan makanan yang cukup dapat digenggam oleh bayi (biasanya dalam bentuk finger food; makanan seukuran jari orang dewasa)
* Pastikan makanan cukup lembut sehingga mudah hancur di mulut
* Hindari makanan yang berisiko menyebabkan tersedak, yaitu makanan berbentuk koin, seperti kacang, popcorn, buah anggur, dan lainnya
* Perkenalkan berbagai macam makanan
* Ajak bayi makan bersama dengan anggota keluarga lain
* Hindari makanan cepat saji atau mengandung banyak gula dan garam
* Studi BLISS juga memperingatkan berbagai hal mengenai metode BLW ini, yaitu jangan berharap dengan menggunakan metode ini bayi dapat langsung menyukai makanan yang dicobanya serta bayi dapat segera mengkonsumsi makanan dengan menu seimbang.
Atau juga berharap bahwa bayi langsung dapat menghabiskan makanannya dengan cepat dan tepat waktu.
Sebagai kesimpulan, metode BLW saat ini masih menimbulkan kontroversi dan belum dapat dibuktikan sebagai metode pemberian MPASI yang aman dan lebih superior dibandingkan metode pemberian MPASI yang dianjurkan WHO.
Masih banyak hal yang harus diperhatikan dengan cermat sehingga metode BLW ini masih belum dianjurkan untuk diterapkan.
Oleh karena itu, ayah dan bunda perlu menelaah lebih lanjut dan berdiskusi dengan dokter sebelum mencoba metode baru yang banyak tertulis di media sosial.
(Penulis : Dr. Cut Nurul Hafifah, Sp.A, Reviewer : Dr. Titis Prawitasari , Sp.A(K )--Ikatan Dokter Anak Indonesia--)
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Penulis | : | Saeful Imam |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR