Nakita.id - Tak ada pasangan yang ingin pernikahannya berakhir dengan perceraian, tentunya Moms pun ingin mempertahankan keharmonisan rumah tangga, bukan?
Membicarakan rumah tangga dan pernikahan, tak bisa lepas pula dari kegiatan ranjang.
Wajar bagi pasangan suami istri untuk melakukan hubungan intim, malah hal ini jadi faktor penting yang meningkatkan serta mempertahankan keharmonisan rumah tangga.
Tak cuma masalah kemesraan, hubungan intim pastinya berkaitan erat dengan datangnya anak untuk melengkapi kebahagiaan sepasang suami istri.
Adanya masalah ketika berhubungan intim juga bisa berdampak pada keharmonisan rumah tangga.
Malah, jika masalah itu tak diselesaikan, bukan tidak mungkin pernikahan terancam retak hingga bubar.
Salah satu kondisi yang dapat menimbulkan dilema pelik ketika berhubungan intim adalah disfungsi seksual bernama Vaginismus.
Kondisi ini menyebabkan wanita merasakan sakit saat berhubungan intim, bahkan penetrasi bisa jadi tak bisa dilakukan sama sekali.
Ini terjadi ketika adanya kontraksi otot di area kewanitaan yang tidak disadari dan tidak dapat dikendalikan.
Bahkan hal tersebut bisa terjadi secara berulang-ulang atau terus menerus, membuat hubungan intim tak bisa berjalan lancar atau malah gagal sama sekali.
Menurut seorang dokter spesialis kandungan, dr. Ni Komang Yeni, SpOG menyatakan bahwa penyakit ini bisa menyebabkan gagalnya pernikahan.
Dalam seminar Vaginismus dan Disfungsi Seksual Perempuan, Rabu (27/11/2019), Dokter Yeni menceritakan jika disfungsi seksual ini dapat berujung perceraian sia-sia.
Disebut sia-sia, sebab sesungguhnya penyakit ini dapat disembuhkan.
Masalahnya, ketika mengalami Vaginismus, wanita justru mendapat stigma sebagai istri tidak patuh karena tak bisa melayani suami.
Padahal wanita dengan Vaginismus merasakan kesakitan luar biasa saat penetrasi dilakukan.
“Jadi ketika penetrasi itu tidak masuk, susah, seperti menembus tembok. Kalau dipaksa akan kesakitan sekali,” jelas Dokter Yeni.
Kondisi ini pun bisa berdampak pada kualitas hidup wanita, bisa menimbulkan komplikasi serius pada psikologis seorang istri.
“Ketika perempuan mengalami Vaginismus, mereka akan merasa malu dan gagal. Merasa mereka menjadi perempuan yang tidak seutuhnya. Padahal tidak, itu kan bukan kemauannya sendiri dan ada solusi penyembuhannya,” ucap Dokter Yeni.
Sayangnya tidak semua wanita dengan Vaginismus menyadari dan mau berkonsultasi ke dokter.
Sebab, Dokter Yeni menambahkan, wanita Indonesia cenderung malu untuk mengakui adanya masalah dalam kehidupan privasi, terutama kehidupan seksual.
Ciri dari Vaginismus ini memang sulit dikenali langsung sebagai kondisi tersebut, tetapi Dokter Yeni memberikan indikasi yang perlu diwaspadai.
Yakni ketika 50% upaya untuk berhubungan intim dengan penetrasi gagal dilakukan.
Misalnya ketika akan dilakukan penetrasi, muncul rasa nyeri yang kemudian memicu ketakutan untuk berhubungan intim.
Jangan ragu untuk memeriksakan diri ke dokter jika Moms telah merasakan hal itu berulang kali.
For the Greater Good, For Life: Komitmen ParagonCorp Berikan Dampak Bermakna, Demi Masa Depan yang Lebih Baik Bagi Generasi Mendatang
Penulis | : | Anisa Annan |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR