Nakita.id - Menunda kehamilan sepertinya sudah menjadi hal yang lumrah dalam pernikahan.
Sehingga beberapa cara seperti mencoba alat kontrasepsi baik hormonal atau pun tidak hormonal mulai dilakukan.
Akan tetapi sepertinya Moms perlu berhati-hati jika ingin menggunakan alat kontrasepsi.
Baca Juga: Indung Telur Kliennya Diangkat Dokter, Hotman Paris Siap Bantu Sampai Tuntas!
Jangan sampai nasib Moms sama seperti seorang ibu yang justru kehilangan indung telurnya karena alat kontrasepsi.
Melansir dari Suar.ID, ibu ini bukan hanya kehilangan indung telurnya saja, melainkan rahim dan jari kakinya juga.
Wanita berusia 25 tahun ini kehilangan indung telur, rahim, dan jari kakinya setelah AKDR-nya masuk ke dalam perutnya.
Tanai Smith, dari Baltimore, Amerika Serikat, ini ditawari alat kontrasepsi enam minggu setelah kelahiran putrinya tahun 2014.
Dia diberitahu bahwa kontrasepsi itu akan efektif selama lima tahun, tetapi pada pemeriksaan tahunan, seorang ginekolog menduga ada potensi masalah.
Ginekolog tadi mengatakan bahwa ia tidak menemukan IUD itu, dan mengirim Smith untuk melakukan USG. Dan hasil pemindaian menunjukkan tidak adanya IUD.
“Suatu saat di bulan November saya di tempat kerja mulai merasakan sakit yang tajam di sisi kanan bawah perut saya dan yang pertama terpikir apakah ini IUD?” tulisnya.
Dia pun langsung ke ruang gawat darurat ketika semakin memburuk.
Smith mengatakan ia pun dikirim ke ruangan rontgen, yang menunjukkan bahwa AKDR-nya telah ‘ngetem’ di perutnya.
“Saya membicarakannya dengan obgyn saya, dan ia memberitahu semua yang sedang terjadi, bahkan menunjukkan gambar sinar-X itu,” tulisnya.
“Ia bilang saya harus dioperasi. Saya bertanya, bagaimana mereka mengeluarkannya, dan dia bilang mereka akan memotong tepat di bawah pusar dan menggunakan endoskopi.”
Smith mengatakan ketika ia bangun dari operasi di tanggal 13 Desember, ia memperhatikan bahwa ia dipotong tiga kali, dan ia diberitahu bahwa AKDR pecah berkeping-keping dan ‘lari’ ke livernya.
Smith mengatakan bahwa ia boleh pulang meskipun masih berdarah-darah, tetapi akhirnya harus dilarikan kembali ke rumah sakit.
“Saya mengalami perdarahan dalam,” kata Smith.
“Setelah operasi, ibu saya diberitahu bahwa ketika mereka mengoperasi, indung telur saya hitam dan mereka harus melakukan histerektomi. Setelah operasi saya mengalami syok septik hingga saya berada di ICU selama beberapa minggu.”
Smith mengatakan organ-organ tubuhnya mulai gagal berfungsi, dan dia ditempatkan pada ventilator.
“Saya tidak tahu apa yang sedang terjadi atau apa yang akan terjadi,” tulis Smith dalam sebuah esai yang diterbitkan dalam Women’s Health, seperti dilansir dari Fox News.
“Saya yakin saya tidak akan berhasil, saya akan mati.”
Dia menghabiskan berminggu-minggu jauh dari putrinya karena dia tidak ingin perlatan medis membuat anaknya takut, dan dia kehilangan rasa di tangan dan kakinya.
“Pada akhir minggu ketiga saya di rumah sakit, sensasi kembali ke tangan saya sementara jari-jari kaki saya mulai menghitam akibat nekrosis, kematian jaringan karena kehilangan aliran darah," tulisnya.
Baca Juga: Tak Malu Kena Hujatan Publik, Aktor Indonesia Era 90-an Ini Tak Malu Akui Idap HIV/AIDS
“Pada tanggal 2 Februari, hampir dua bulan setelah operasi pertama saya, saya akhirnya dipulangkan dengan prognosis yang membayangi saya selama berbulan-bulan: Ketika saya merasa siap, saya harus kembali untuk menghilangkan semua jari kaki di kaki kiri saya dan ujung jari kaki kanan saya. "
Smith akhirnya diamputasi jari kakinya pada awal Mei, dan mengatakan dia tidak dapat kembali ke sekolah atau salah satu pekerjaan paruh waktunya.
Dia mengatakan bahwa dia diberi tahu bahwa IUD dipasang terlalu cepat setelah melahirkan dan pemulihan rahim mendorongnya ke atas, atau pengetatan otot-ototnya selama setiap siklus menstruasi memaksa perangkat itu ke atas.
Artikel ini telah tayang di Suar.ID dengan judul Alat Kontrasepsi IUD Masuk ke Perutnya, Perempuan Ini Kehilangan Indung Telur, Rahim, dan Jari Kaki
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Source | : | |
Penulis | : | Rachel Anastasia Agustina |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR