Nakita.id - Memiliki anak lebih dari satu tentu saja merupakan suatu anugerah.
Rumah menjadi ramai dan tak pernah sepi. Namun, ada kalanya rumah ramai akan perselisihan antara anak.
Perselisihan tersebut sering kali dipicu oleh konflik yang sepele.
Seperti, tidak ada yang mau mengalah akan suatu hal, berebut barang, atau bahkan terjadinya salah paham.
Saat kakak adik bertengkar, Moms atau Dads sering kali langsung turun tangan mengatasi pertengkaran atau konflik kakak adik.
Padahal, biar si Kecil mengatasi konfliknya sendiri. Apalagi jika usia kedua anak tak terlalu jauh berbeda.
Dorong mereka untuk belajar menyelesaikan pertengkaran dengan cara mereka sendiri, alias mengatasi konfliknya sendiri.
Cara ini pun bisa diterapkan jika usia mereka berjarak cukup jauh, asal si adik sudah mampu mengkomunikasikan perasaan atau keinginannya secara verbal.
Tidak bijak bila Moms langsung "masuk" sebagai dewa penyelamat dan tidak memberi kesempatan pada si Kecil mengatasi konfliknya sendiri.
Pasalnya, dari bertengkar, kemampuan si Kecil dalam mengatasi masalah jadi terasa.
Paling tidak, anak belajar mengemukakan sekaligus mempertahankan pendapatnya.
Baca Juga: Pentingnya Menciptakan Self Awareness Pada Diri Batita
Contoh, "Adik, kan, enggak mau gelap.", yang disahuti, "Lo, Kakak sengaja matikan lampunya supaya kita bisa berhemat, kok."
Jadi, beri kepercayaan pada si Kecil untuk mengatasi konfliknya sendiri, ya, biarkan mereka menemukan apa masalah kakak adik bertengkar dan bagaimana jalan keluarnya.
Dengan terbiasa Moms dan Dads tampil jadi penengah, si Kecil terbiasa dicarikan solusinya oleh orang tua hingga si Kecil tak belajar apa-apa.
Lain hal kalau masalahnya terlalu pelik atau sudah dalam taraf membahayakan, semisal diwarnai kekerasan fisik.
Baca Juga: Dua Balita Tewas Karena Makan Jelly, Kelihatannya Kenyal, Tapi Bisa Nyangkut di Tenggorokan
Yang biasanya awalnya dengan saling berteriak, tapi lalu disertai dengan saling jambak atau malah saling tinju.
Begitu juga bila sudah ada kata-kata penghinaan/pelecehan yang bakal menghantam harga diri anak.
Baca Juga: Gempi Sadar Dirinya
Orangtua harus intervensi. Jangan biarkan si Kecil mengatasi konfliknya sendiri.
Source | : | Nakita.id |
Penulis | : | Shinta Dwi Ayu |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR