Biasanya penyakit mata ini terjadi pada orangtua, namun komplikasi pada anak-anak yang mengidap diabetes juga bisa terjadi.
Pada anak-anak, disebut badai salju katarak karena tampilannya jika dilihat melalui opthalmoskop akan tampak seperti salju.
Katarak pada anak bisa dihilangkan, namun penglihatan anak tidak akan bisa kembali seperti semula. Tidak hanya katarak, namun berbagai gangguan mata seperti glaukoma dan lainnya juga bisa terjadi.
Kandidiasis
Dikenal juga dengan infeksi jamur, penyakit ini biasanya menyerang area genitalia karena tingkat gula darah yang tinggi pada air seni menyebabkan tumbuhnya jamur di area tersebut.
Biasanya penyakit ini diobati dengan salep khusus untuk jamur. Infeksi akan berhenti apabila gula darah bisa dikontrol.
Gagal Ginjal
Kontrol gula darah yang kurang maksimal akan menyebabkan jumlah besar glukosa dalam kandung kemih yang bisa menyebabkan infeksi pada kandung kemih sampai ke ginjal.
Untuk mengetahui adanya infeksi atau tidak, anak yang mengidap diabetes sebaiknya melakukan tes untuk melihat apakah ada albumin dalam urinenya.
Baca juga: Waspada! Pipis Berbuih Boleh Jadi Ciri Ginjal Mulai Rusak
Epilepsi
Kondisi hipoglikemia berat bisa dialami oleh anak-anak sehingga hilang kesadaran selama berjam-jam dan jika kondisi ini dialaminya secara berulang maka anak bisa berisiko mengalami epilepsi.
Rambut Rontok
Anak dengan diabetes bisa mengalami kerontokan rambut akibat gejala ketoasidosis dan kekurangan hormon tiroid.
Gejala kekurangan hormon tiroid biasanya berupa kenaikan berat badan, perlambatan mental, dan tubuh tidak bisa tetap hangat.
Koma
Ada dua keadaan kehilangan kesadaran atau koma yang dapat terjadi pada anak dengan penyakit diabetes, yaitu koma insulin dimana keadaan ini terjadi ketika anak mengalami hipoglikemia secara ekstrem dan berulang-ulang.
Sedangkan koma diabetik yaitu jika anak mengalami hiperglikemia secara ekstrem dan berulang. (*)
Serunya Kegiatan Peluncuran SoKlin Liquid Nature French Lilac di Rumah Atsiri Indonesia
Source | : | Tabloid Nakita,Everday Health,American Academy of Pediatrics,Dokteranak.org |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR