Nakita.id - Beberapa tahun lalu vape marak dijual dan banyak orang berlomba-lomba membelinya.
Vape sendiri merupakan rokok elektrik yang menggunakan liquid sebagai pengganti tembakaunya.
Liquidnya sendiri beraneka macam dan rasa yang membuat banyak orang penasaran.
Bahkan berbeda dengan rokok pada umumnya, vape ini juga ternyata ada triknya.
Banyak trik yang dibagikan di media sosial untuk membuat beraneka macam cara menghembuskan asapnya.
Selain itu, banyak juga yang menyebutkan bahwa vape lebih aman daripada rokok.
Melansir dari Yale Medicine ternyata pada Agustus 2019, Centers for Disease Control and Prevention atau CDC mengidentifikasi penyakit baru bagi penggunaka vape.
Penyakit tersebut membuat paru-paru terinfeksi bahkan bisa fatal serta timbul secara tiba-tiba.
Apakah itu?
Penyakit tersebut disebut E-cigarette or Vaping Product Use Associated Lung Injury atau EVALI.
Menurut CDC, penyebab penyakit EVALI yaitu kandungan Tetrahydrocannabinol atau THC yang tinggi.
THC ini merupakan kandungan yang sebagian besar komposisinya yaitu ganja.
Selain itu, sebuah studi lain menyatakan risiko terserang penyakit paru-paru bagi pengguna Vape sebesar 30% dibandingkan non-pengguna.
Studi yang sudah dilakukan selama 3 tahun ini menemukan, penyakit paru-paru yang riskan menyerang yaitu bronkitis kronis, asma, emfisema, dan penyakit paru obstruktif kronis lainnya.
Mulailah mengenal gejala dari EVALI yang umumnya mirip dengan penyakit paru lainnya seperti flu atau pneumonia.
Gejala yang perlu diwaspadai yaitu sesak napas, batuk, demam hingga menggigil, sakit dada, diare, mual, muntah, detak jantung cepat, dan pernapasan cepat serta dangkal.
Pernapasan cepat serta dangkal disini yaitu meskipun tidak sedang lelah tetapi napas berlangsung pendek layaknya terengah-engah sehabis berolahraga.
Karena diagnosis EVALI cenderung sama seperti pneumonia maka belum ada tes secara khusus untuk penyakit ini.
Namun, segeralah ke dokter untuk periksa dengan memberi tahu bahwa pengguna vape.
Nantinya akan diminta melakukan rontgen atau CT Scan dan apabila terindikasi akan terdapat bintik-bintik tampak kabur di paru-paru.
Selain itu, pemeriksaan ini juga akan memberikan tanda negatif pada virus dan infeksi.
Apabila benar terindikasi maka pengobatannya akan berdasarkan tingkat keparahannya.
Pengobatan utama yang dilakukan yaitu pemberian kortikosteroid, antibiotik, dan ativirus.
Kortikosteroid berfungsi untuk mengurangi peradangan pada paru-paru. Antibiotik akan diberikan saat proses peemriksaan agar mempermudah pemeriksaan.
Antivirus akan diberikan jika memang dibutuhkan terlebih saat penderita flu sedang meningkat.
Baca Juga: Beda 180 Derajat! Potret Melas Raja dan Ratu Keraton Agung Sajegat Saat Pakai Baju Tahanan:
Di samping itu, pasien yang menderita cukup parah hingga kesulitan bernapas akan ditempatkan pada ruang ventilator di rumah sakit untuk memudahkan pertukaran udaranya.
Namun, apabila tidak terlalu parah akan diberikan perawatan dengan oksigen tambahan.
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Source | : | yalemedicine.org |
Penulis | : | Gabriela Stefani |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR