Nakita.id - Dari muda hingga tua, pasti sudah akrab dengan sayur kol yang dipakai di berbagai kuliner Indonesia.
Dari yang terdekat misalnya penggunaan sayur kol dapat kita temui di berbagai soto di Indonesia, entah Soto Semarang, Soto Lamongan, dan sebagainya.
Namun tahukah Moms, terlepas dari rasanya, sayur kol disebut sebagai salah satu sayuran yang dapat bantu mencegah berbagai penyakit kronis.
Baca Juga: Cobalah Rutin Minum Air Terong Selama 7 Hari dan Lihat Perubahan Luar Biasa Ini Pada Tubuh!
Dikutip dari Boldsky.com, kol tergolong ke dalam genus tanaman Brassica.
Tanaman ini adalah sumber nutrisi yang sangat baik seperti vitamin C, vitamin E, vitamin K, folat, magnesium, mangan dan beberapa karotenoid (lutein, zeaxanthin dan beta-karoten).
Sayuran yang satu ini pun memiliki banyak manfaat kesehatan, seperti menurunkan tekanan darah, meningkatkan pencernaan, mengurangi peradangan, menjaga jantung tetap sehat, memperkuat sistem kekebalah tubuh, mencegah kanker,dan yang lainnya.
Baca Juga: Jangan Lagi Makan Semangka dengan Tanda Ini karena Picu Bahaya Bagi Tubuh Termasuk Tumor
Sayuran silangan ini mengandung sekelompok zat yang dikenal sebagai glukosinolat, senyawa yang mengandung belerang.
Glukosinolat dipecah dalam tubuh untuk membentuk senyawa biologis aktif seperti isotiosianat, indole, nitril, dan tiosianat yang diketahui menunjukkan efek anti-kanker.
Nah, menurut penelitian, indole dan isothiocyanate mampu mengehentikan perkembangan berbagai jenis kanker, seperti kanker kandung kemih, usus besar, payudara, hati, paru-paru, dan perut.
Sebuah studi telah menunjukkan, kol mengandung sulforaphane yang merupakan senyama dengan kandungan belerang yang memiliki kemampuan ampuh untuk menghambat enzim berbahaya yang disebut histone deacetylase (HDAC).
Enzim ini bertanggung jawab untuk perkembangan sel kanker.
Dalam penilitian lain, kol merah memiliki antioksidan kuat yang disebut anthocyanin (senyama yang memberi warna pada buah dan sayuran), yang terbukti memperlambat penggandaan sel-sel kanker.
Dalam European Jorunal of Nutrition terdapat studi yang menunjukkan bahwa jus kol dapat membantu mencegah perkembangan sel kanker payudara.
Bila Moms telah mengonsumsi kol selama masa remaja, hal ini telah dikaitkan dengan penurunan 72 persen risiko kanker payudara.
Kol juga dapat melindungi tubuh dari kanker paru-paru, karena kehadiran isothiocyanate dan karoten, menurut studi di Journal of National Cancer Institute.
Dalam suatu penelitian telah diungkapkan bahwa sayuran silangan seperti kangkung, kol, dan brokoli dapat mencegah risiko kanker usus besar karena adanya sulforaphane.
Nah, setelah melihat berbagai penilitian yang dijelaskan di atas, terbukti kubis efektif dalam mencegah jenis kanker terntu.
Namun, Moms juga harus mengonsumsi buah dan sayuran lain yang kaya vitamin dan mineral untuk menurunkan risiko kanker.
Kol punya keunggulan tersendiri hingga akhirnya dimanfaatkan untuk berbagai macam makanan.
"Kol ini punya cita rasa manis dengan tekstur yang crunchy. Sebenarnya yang bikin garing itu bagian bonggol kol," kata Executive Chef Hotel Santika Premiere Hayam Wuruk, Freddy Demianus dihubungi KompasTravel, Jumat (14/12/2018).
Sebagai sayuran kol cocok dimasak menjadi berbagai hidangan, khususnya hidangan berkuah.
Misalnya di Indonesia, kol menjadi isian dari soto dan tongseng.
Namun demikian, sebenarnya kol juga cocok disandingkan dengan berbagai hidangan daging.
Freddy menyebutkan kol sering menjadi pendamping makan ayam goreng, siomay, atau sate, khususnya sate kambing di daerah Solo.
"Bahkan kol juga bisa untuk ditumis di cap cay atau nasi goreng. Ada juga kedai nasi goreng yang membuat acar kol," jelas Freddy.
Keunggulan mengapa kol banyak dimanfaatkan dalam masakan Indonesia, menurutnya karena cita rasa, tekstur, dan soal harga.
"Kol ini murah dibanding dengan sayur lainnya. Sehingga banyak dimanfaatkan oleh penjual makanan. Rasa kaki lima, harga bintang lima," jelas Freddy.
Sayuran lain yang memiliki cita rasa dan tekstur yang mirip dengan kol adalah sawi putih.
Namun demikian, kol masih terhitung lebih murah dari sawi putih.
Kol yang memiliki nama ilmiah Brassica oleracea var capitata menurut peneliti di Pusat Studi Pangan dan Gizi Universitas Gadjah Mada, Murdijati Gardjito bukan sayur asli Nusantara.
Belanda yang membawa kol dari Eropa dan menanam di tanah Indonesia untuk pertama kalinya.
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Source | : | boldsky.com,KompasTravel.com,Sajian Sedap |
Penulis | : | Cecilia Ardisty |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR