Selain seberapa sering bayi buang air besar, Moms juga harus memahami perubahan tinja yang terjadi akibat perbedaan asupan makanan yang diberikan.
Ketika bayi sudah mendapatkan makanan dengan kandungan zat besi biasanya tinja berwarna kehijauan dan kehitaman.
Hal ini sangat normal terjadi jika bayi diberikan asupan zat besi.
Selain itu, bayi yang sudah mulai mengonsumsi makanan padat akan mengeluarkan tinja yang berwarna coklat tua, bertekstur seperti selai kacang dan memiliki bau yang sangat menyengat.
Namun apabila dirasa frekuensi buang air besar bayi lebih sering, Moms harus memeriksakan ke dokter.
Bukan tanpa alasan, bayi lebih sering mengalami diare karena penyesuain saluran pencernaannya.
Baca Juga: Frekuensi Buang Air Besar Bayi Perlu Diwaspadai Ketika Mengeluarkan Warna Ini, Jangan Diabaikan!
Dilansir dari medicinenet.com yang dilansir Nakita.id, diare adalah peningkatan frekuensi buang air besar dari frekuensi normal.
Anak dikatakan diare jika ia buang air besar (BAB) lebih dari empat kali dalam kurun waktu 24 jam atau satu kali dengan BAB encer dan menyembur (mencret).
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Source | : | New Kids Center,Nakita.id |
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR