"Setiap hari saya harus memakai sepatu boots dan itu berat. Saya juga harus memakai hazmet suit dan kacamata googles. Seragam perlindungan itu membuat saya memang risih. Tubuh saya merasa kurang nyaman memakai baju, karena baju itu sangat panas,” jelasnya.
Suhu udara untuk perawatan pasien corona memang harus dibuat negatif.
Kata Nurul itu untuk menghambat penyebaran virus dan kuman.
Tapi, ruangan itu membuatnya berkeringat dan panas sehingga ia pun risih dengan perlengkapan yang dipakainya.
Cuma ya, hanya itu yang bisa melindungi Nurul dari penyebaran virus.
“Untungnya, pasien saya kondisinya terlihat sehat. Dia juga tenang selama dirawat. Jadi, saya merasa tidak terlalu berat dengan tugas saya ini. Cuma, ya itu, rasa takut akan tertular terus menghantui saya setiap hari, walaupun saya sudah memakai alat perlindungan diri dengan sebaik-baiknya,” jelasnya.
Maka dari itu, di waktu istirahatnya, ia sering mencurahkan hatinya merawat pasien covid-19 di rumah sakit.
Artikel ini telah tayang di Nova.id dengan judul "EKSKLUSIF: Perawat Pasien Corona di Kepulauan Riau Akhirnya Curahkan Hatinya: Ruangan Isolasi Panas"
For the Greater Good, For Life: Komitmen ParagonCorp Berikan Dampak Bermakna, Demi Masa Depan yang Lebih Baik Bagi Generasi Mendatang
Source | : | Nova.id |
Penulis | : | Gabriela Stefani |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR