Nakita.id – Seorang wanita berusia 26 tahun melahirkan bayi yang sebelumnya dibekukan sebagai embrio selama 24 tahun.
Bulan lalu, seorang bayi lahir di Tennessee dari embrio yang telah dibekukan selama 24 tahun yang ditanamkan pada seorang wanita.
Embrio dibekukan pada tanggal 14 Oktober 1992 dan disumbangkan ke Pusat Donor Embrio Nasional.
BACA JUGA: Sering Terbangun Tengah Malam? Mungkin Tubuh Sedang Mengalami Ini
Kemudian pada bulan Maret 2017, diadopsi, dicairkan dan ditanamkan pada rahim Tina Gibson.
Akhirnya pada 25 November 2017, Gibson melahirkan Emma Wren Gibson, putrinya.
Gibson menjalani kehamilan dan persalinan seperti wanita lain setelah menjalani IVF.
Embrio yang dibuat hanya satu tahun sebelum dilahirkan itu tidak terkait secara genetik dengan Gibson atau suaminya.
Ketika Gibson dan suaminya, Benjamin, mengadopsi embrio yang kemudian menjadi putri mereka Emma, mereka terkejut saat diberitahu tentang usia embrio yang tepat, seperti dilansir pada sheknows.
Baca juga: Niat Kirim Foto Cincin Tunangan ke HP Teman, Malah Terkirim ke Nomor Artis, Ini Jawaban Si Artis
Gibson bercerita bahwa ia berusia 25 tahun saat embrio itu ditanamkan dan embrio itu berusia hamper sama dengannya.
Menurutnya, embrio ini dan dia bisa menjadi teman terbaik.
"Saya hanya menginginkan bayi, saya tidak peduli apakah itu rekor dunia atau tidak,” katanya.
Sebelum ini, embrio yang dibekukan paling lama dan menghasilkan kelahiran adalah embrio yang dibekukan selama 20 tahun.
Adopsi embrio (atau sumbangan) adalah pilihan yang kurang dikenal bagi orang-orang yang tidak dapat hamil, namun mampu mejadikan wanita dapat menjalani kehamilan dan persalinan.
Seringkali, ketika pasangan atau individu menjalani proses IVF, mereka menciptakan lebih banyak embrio daripada yang mereka butuhkan atau ingin ditanamkan.
BACA JUGA: Ini Lho Moms Cara Mudah untuk Bangun di Pagi Hari Menurut Para Ahli
Mereka kemudian dihadapkan pada keputusan apa yang harus dilakukan dengan sisa embrio.
Pilihan mereka termasuk membekukannya tanpa batas waktu (dan membayar untuk ruang penyimpanan), menyediakannya untuk penelitian medis, menghancurkannya atau menyumbangkannya ke organisasi yang memfasilitasi adopsi embrio.
Mengingat bahwa IVF telah digunakan dalam praktik klinis reguler sejak tahun 1978, ini berarti ada kemungkinan embrio di luar sana yang telah membeku sejak saat itu dan, secara hipotetis, dapat ditanamkan dan menjadi sebuah kehamilan bagi seseorang.
Beberapa merujuk pada embrio ini sebagai "snowbabies" mengingat bahwa mereka tetap membeku untuk waktu yang lama.
Berkat kelahiran Emma di Tennessee bulan lalu, kita tahu bahwa menghabiskan hingga 24 tahun menjadi embrio beku tidak selalu berdampak negatif pada kualitas embrio.
Hal tersebut dapat menjadi solusi bagi wanita yang kesulitan untuk hamik dengan mengadopsi embrio sebagai pilihan.
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Source | : | sheknows |
Penulis | : | Maharani Kusuma Daruwati |
Editor | : | Gisela Niken |
KOMENTAR