Nakita.id - Dampak wabah corona di Indonesia memang tak main-main.
Meski pemerintah sudah menyalurkan bantuan sosial, nyatanya masih ada warga yang terlantar.
Sebelumnya, santer dikabarkan bahwa keluarga Ibu Yuli mengalami kelaparan dan tak makan selama dua hari.
Hingga pada akhirnya, Ibu Yuli warga Banten meninggal dunia pada Senin (20/4/2020).
Ibu Yuli dan keempat anak dan sang suami yang seorang pemulung terpaksa hanya meminum air galon untuk mengganjal perut lapar mereka.
Sebelum meninggal dunia, Yuli sempat mengutarakan kesedihannya.
"Enggak makan dua hari, cuma diem aja, sampai saya sedih ya," kata Yuli sembari berlinang air mata, seperti dilansir Kompas TV.
Sembari menggendong anaknya yang masih bayi, Yuli bercerita, empat anaknya pun terpaksa harus menahan lapar.
"Anak empat. Ini yang paling kecil. Ini juga sampai sakit. Abah juga nyuruh, sabar ya," tutur dia pilu.
Kronologi meninggalnya Ibu Yuli
Yuli tiba-tiba tak sadarkan diri dan dibawa ke Puskesmas.
Namun pihak rumah sakit belum bisa menyimpulkan penyebab meninggalnya Yuli.
Suami Yuli, lanjut Hari, sempat mengatakan istrinya tak memiliki riwayat sakit apa pun.
"Dokter enggak berani menyimpulkan sakit apa, karena almarhumah meninggal dalam perjalanan dan di luar sepengetahuan dokter," kata dia.
Menurutnya usai pemberitaan mengenai keluarga Yuli yang kelaparan, pemerintah memberikan bantuan.
Bukan karena kelaparan
Setelah jadi sorotan, keluarga yuli mendapat bantuan dari sejumlah warga dan relawan.
Camat Serang, TB Yasin, membantah almarhumah meninggal karena kelaparan.
Jubir covid-19 Kota Serang menyebut kematian ibu Yuli akibat serangan jantung, bukan karena kelaparan.
Berdasarkan diagnosis dokter yang melakukan pemeriksaan sementara.
Ibu yuli meninggal karena serangan jantung, meski tidak memiliki riwayat sakit jantung.
(Artikel ini sudah tayang di Kompas.com dengan judul: Curhat Berlinang Air Mata Sebelum Meninggal, Yuli: Enggak Makan Dua Hari, Anak Sempat Sakit dan Ibu Yuli Didiagnosis Meninggal karena Serangan Jantung, bukan Kelaparan)
Source | : | Kompas.com,Kompas TV |
Penulis | : | Yosa Shinta Dewi |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR