Aplikasi ini memungkinkan orang yang terduga memiliki penyakit tersebut untuk menuliskan gejala yang dialaminya setiap hari.
Hingga kini, tercatat 3-4 juta orang telah menggunakannya, kebanyakan warga Inggris dan Amerika Serkat.
Spector memperkirakan, 200.000 orang di antaranya melaporkan gejala yang berlangsung selama masa penelitian, yaitu 6 minggu.
Ada data klinis yang baik dan tersedia untuk pasien-pasien yang pada akhirnya harus pergi ke rumah sakit.
"Orang-orang ini mungkin dapat kembali bekerja. Ada sisi lain dari virus ini yang tidak memperoleh banyak perhatian karena konsep 'jika kamu tidak mati maka kamu baik-baik saja'" kata Spector.
Baca Juga: Lebih Percaya Diri Ketimbang WHO, Pemerintah Amerika Serikat Targetkan Vaksin Virus Corona Racikannya Bakal Selesai dalam Waktu Dekat, Kapan?
Semakin banyak informasi yang tersedia, semakin terlihat bahwa model Covid-19 yang telah disusun oleh pemerintah terlihat kedaluarsa.
Banyak pasien Covid-19 yang tidak mengalami batuk dan demam.
Alih-alih merasakan gejala tersebut, mereka justru mengalami nyeri otot, radang tenggorokan, hingga sakit kepala.
Hingga kini, aplikasi yang dikembangkan Spector dan timnya telah melacak 15 jenis gejala yang berbeda.
Baca Juga: Nasi Sudah Jadi Bubur, Setelah Ratusan Ribu Orang Jadi Korban, Kini China Akui Hancurkan Sampel Virus Corona di Masa Awal Pandemi
"Saya telah mempelajari 100 penyakit dan Covid-19 adalah yang teraneh yang pernah saya lihat selama karier medis saya," kata Spector.
Artikel ini telah tayang di Tribun Jateng dengan judul: Cerita Para Pasien Virus Corona, Alami Gejala Aneh Berminggu-minggu
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Source | : | Tribunjateng.com |
Penulis | : | Ela Aprilia Putriningtyas |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR