"Dan aku pun mendadak jadi kampret ... hanya krn mengkritik yg gak beres. enak juga.
Gini ya, jgn hanya krn kita mendukung seseorang lantas kentut org itu kita klaim wangi surga, e*knya laksana kue coklat ! JANGAN," ucap Tompi.
Di sisi lain Tompi juga melanjutkan cuitannya yang kemarin karena sudah ditanggapi oleh PLN.
"Pada tahu gak , kl PLN itu ternyata : ada tarif minimum yg harus dibayarkan meski gak ada pemakaian ( kecuali sistem prepaid / token isi ulang). Nah kasus di gw ternyata harus bayar 2.1 jt per bulan meski gak dipake. Yg disayangkan adalah hal2 bgini “kurang terinfokan “ di awal," jelasnya.
"Barusan ketemuan ama petugas lapangan PLN, mrk jelaskan hal2 yg menurut sy di jelaskan diawal berlangganan secara gamlang. PUBLIK harus tau hak dan kewajibanya. Sehingga tdk terkesan negatif saat ada kasus salah hitung
Utk kasus sy kmrin : yg satu salah hitung , satunya ternyata Kena minimum bayar 2.1 jt per bulan meski tempat tutup. Meski ada mekanisme kompensasi, namun selama ini tdk ter informasikan dengan baik," tambahnya.
Tompi kemudian juga memberi saran pada PLN untuk memperbaiki komunikasi dengan pelanggan.
"Sy rasa PLN perlu memperbaiki KOMUNIKASI PUBLIK nya dan lebih lugas / gamblang dalamnpenjelasan," tutup Tompi.
Serunya Kegiatan Peluncuran SoKlin Liquid Nature French Lilac di Rumah Atsiri Indonesia
Source | : | |
Penulis | : | Cecilia Ardisty |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR