Nakita.id - Di awal pandemi Covid-19, anak-anak disebut sebagai kelompok usia yang relatif aman dan tidak mudah terpapar virus corona.
Namun, faktanya Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengemukakan bahwa tingkat penularan virus corona pada anak-anak di Indonesia tergolong cukup tinggi.
Ketua Umum PP IDAI Aman Bhakti Pulungan, seperti diberitakan Kompas.com (11/6/2020), menegaskan bahwa anak-anak memiliki risiko terinfeksi Covid-19 yang sama dengan orang dewasa.
Hal tersebut dinyatakan dalam Rapat Koordinasi Nasional Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI).
Data resmi IDAI mencatat per Senin (18/5/2020), tak kurang dari 584 anak dinyatakan positif mengidap Covid-19 dan 14 anak di antaranya meninggal dunia.
Data per Senin (15/6/2020) lalu mencatat jumlah anak terkonfirmasi positif Covid-19 terus bertambah hingga mencapai 3.064 anak. Sebanyak 28 anak meninggal dunia.
Tentunya hal tersebut mendorong orangtua untuk tetap waspada dan terus menjaga si kecil agar terhindar dari paparan virus. Terlebih saat memasuki masa transisi ke fase new normal seperti sekarang ini, interaksi dengan orang lain di tempat umum tidak bisa dihindari.
Dilemanya, di sisi lain anak usia dini memiliki kebutuhan untuk eksplorasi guna membantu proses belajar dan tumbuh kembangnya, seperti melatih motorik.
Rasa penasaran mereka pun masih tinggi sehingga kegiatan, seperti bermain, menyentuh benda-benda di sekitar, dan interaksi sosial dengan teman pasti akan dilakukan.
Membangun kesadaran si kecil untuk menerapkan protokol kesehatan dan keamanan menjadi penting agar dia bisa terus bereksplorasi, tetapi aman dari ancaman virus.
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Penulis | : | Nana Triana |
Editor | : | Sheila Respati |
KOMENTAR