Nakita.id.- Di dalam setiap bencana, seperti bencana alam, bencana perang dan bencana kelaparan, hampir dipastikan anak-anak selalu menjadi korban.
Seperti yang terjadi di Korea Utara, seorang ayah yang kelaparan diberitakan telah dieksekusi karena membunuh kedua anaknya untuk dimakan.
Karena kebijakan tertutup yang dianut negara komunis ini, kelaparan tersembunyi terjadi di provinsi pertanian di Hwanghae Utara dan Selatan yang menewaskan hingga 10.000 orang. Hal itu memicu kekhawatiran bangkitnya kembali kanibalisme di negara komunis tersebut.
Kisah suram ini hanyalah salah satu kisah yang mencuat di saat para penduduk bertarung melawan kelaparan karena mengalami kekeringan dan kekurangan menyerang pertanian yang diperparah dengan para pejabat partai yang menyita makanan.
BACA JUGA: Tragis, Seorang Perempuan Tak Sengaja Tabrak Bayinya Hingga Meninggal
Menurut situs Dailymail, Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un telah menghabiskan banyak uang untuk peluncuran dua roket, meski ada berbagai laporan soal kekurangan makanan di negara itu dan keprihatinan atas meninggalnya 10.000 orang karena kelaparan.
Beberapa reporter dari Asia Press yang melakukan penyamaran mengatakan kepada Sunday Times bahwa seorang pria bahkan berani menggali kuburan cucunya sendiri dan memakan mayat cucunya tersebut. Bahkan ada seorang pria yang merebus anaknya sendiri untuk dimakan.
Peristiwa lain juga disebutkan adanya seorang ayah yang membunuh anak perempuan tertuanya saat istrinya sedang pergi dan kemudian membunuh anak laki-lakinya juga karena anaknya itu menyaksikan aksi brutalnya itu.
Saat istrinya kembali, sang suami mengatakan bahwa mereka memiliki 'daging', namun istrinya menjadi curiga dan menghubungi pejabat berwenang yang akhirnya menemukan bagian tubuh lain anak-anaknya itu.
BACA JUGA: Haru! Saat Kebakaran, Perempuan ini Ditemukan Tewas Peluk Dua Anaknya
Seorang pria bahkan berani menggali kuburan cucunya sendiri dan memakan mayat cucunya tersebut.
Para jurnalis melaporkan bahwa stok makanan disita dari dua provinsi untuk diberikan kepada penduduk di Pyongyang.
Source | : | The Telegraph,The Daily Mail |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR