Nakita.id - Virus corona di dunia hingga kini masih mewabah.
Begitu juga di Indonesia, jumlah pasien Covid-19 di Tanah Air selalu mengalami penambahan.
Dengan kondisi seperti ini, publik diharapkan untuk lebih taat protokol kesehatan.
Tak sampai di situ, saat ini pemerintah juga melakukan uji klinis calon vaksin Covid-19.
Vaksin Covid-19 tersebut diimpor dari Sinovac Biotech, China.
Kini masih dalam proses, pemerintah menjanjikan di awal tahun 2021, warga Indonesia sudah bisa menikmati vaksin Covid-19.
Bahkan, pemerintah juga mencanangkan vaksin Covid-19 gratis untuk peserta BPJS Kesehatan.
Tak semuanya bisa menikmati, beberapa waktu lalu Erick Thohir berucap kalau masyarakat yang tergolong ekonomi mampu maka harus membayar vaksin Covid-19 secara mandiri.
Namun, rencana tersebut masih dalam digodok oleh pemerintah.
Di tengah hiruk pikuk rencana-rencanan guna menyudahi wabah virus corona, tampaknya seantero Indonesia kembali dibuat gigit jari.
Penelitian dari Lembaga Eijkman membeberkan fakta terbaru mengenai mutasi virus corona di Tanah Air.
Dijelaskan bahwa mutasi virus corona di Indonesia lebih ganas dan cepat menular.
Mengutip dari Tribunnnews, Kepala Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Amin Soebandrio buka suara mengenai temuan itu.
Strain mutasi virus SARS-CoV-2 ini sebelumnya juga telah terdeteksi di sejumlah negara seperti di Malaysia.
"Yang mungkin menjadi perhatian utama saat ini adalah pertanyaan apakah ada di antara virus-virus yang whole genom sequencing-nya (pengurutan keseluruhan genom) sudah dilaporkan ke GISAID.
"Apakah ada yang mengandung mutasi yang menunjukkan virus itu memiliki potensi bisa menular lebih cepat yaitu disebut D614G," kata Amin dalam konferensi pers virtual LIPI, Jumat (28/8/2020).
"Dapat kami sampaikan saat ini memang sudah diidentifikasi dan sudah dilaporkan," imbuh dia.
Wakil Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman bidang Penelitian Fundamental Herawati Supolo Sudoyo mengatakan, perubahan atau mutasi pada virus SARS-CoV-2 menyebabkan virus menjadi lebih menular.
Namun, sebagai catatan, transisi itu berbeda di setiap wilayah di dunia mulai dari Eropa, Amerika Utara, Oceania dan Asia.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengklasifikasikan virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 menjadi tujuh tipe atau clade yakni S, V, L, G, GH, GR dan O (lainnya).
Adapun tipe GH adalah yang paling agresif. Herawati menuturkan distribusi clade yang ada di Asia sangat beragam termasuk yang ada di Indonesia.
"Ini juga mengundang pertanyaan apa penyebab variasi tersebut apakah ada kemungkinan lingkungan berpengaruh ataupun inang juga berperan?
"Betul-betul banyak yang belum diketahui tentang virus ini yang layak untuk diteliti lebih lanjut," ujarnya.
Artikel ini sudah tayang di GriHITS dengan judul: Vaksin Covid-19 Sudah Disuntikkan ke Tubuh Relawan, Ahli Justru Ungkap Fakta kalau Virus Corona di Indonesia Bermutasi Lebih Ganas, Begini Faktanya
Source | : | tribunnews |
Penulis | : | Yosa Shinta Dewi |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR