Nakita.id - Sebaiknya awasi saat bayi tidur tengkurap ya, Moms.
Saat bayi belum bisa berguling dua arah (tengkurap lalu kembali telentang) sebaiknya jangan biarkan bayi tidur tengkurap.
Pasalnya, bayi tidur tengkurap dikaitkan dengan Sudden Infant Death Syndrome (SIDS) atau sindrom kematian mendadak pada bayi.
Baca Juga: Apakah Aman Bayi Tidur Tengkurap? Berikut Hal-hal yang Harus Moms Ketahui dan Perhatikan
Cukup 30 Menit
Melansir dari artikel Nakita sebelumnya, setiap hari bayi sebaiknya diberi kesempatan untuk tengkurap sekitar 30 menit.
Bisa melakukannya langsung atau bisa dibagi-bagi menjadi beberapa kesempatan.
Tentu saja, saat bayi tidur tengkurap, pastikan ia tetap dalam pengawasan Moms atau Dads untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tak diinginkan.
Manfaat bayi tengkurap (Tummy time)
Melansir dari Healthline, penting bagi bayi untuk memiliki waktu tengkurap setiap hari.
Baca Juga: Selain Jadi Tanda Pertumbuhan, Ternyata Tengkurap Memiliki Manfaat Luar Biasa untuk Bayi
Ini membantu perkembangan kepala dan leher mereka dan membantu membangun kekuatan di kepala, leher, lengan, dan otot bahu.
Tummy time adalah saat bayi bangun dan diletakkan di atas perutnya untuk waktu yang singkat.
Beberapa manfaatnya antara lain:
Baca Juga: Baru Berusia 4 Bulan Xabiru Sudah Bisa Lakukan Ini, Warganet Terkejut!
Cara melakukannya
Mulanya, pastikan tempat yang digunakan untuk tengkurap berbidang datar dan bersih.
Moms cukup biarkan bayi tengkurap selama kurang lebih 3-5 menit untuk bayi yang masih kecil.
Kemudian tingkatkan beberapa menit per hari.
Semakin awal bayi memulai waktu tengkurap, semakin baik, sehingga mereka bisa terbiasa.
Bahkan di rumah sakit, Moms dapat membiarkan bayi tidur tengkurap di dada, menopang lehernya sepanjang waktu.
Baca Juga: Manfaat Ajari Bayi Tengkurap
Perhatian
Dalam kasus yang jarang terjadi, sebaiknya jangan biarkan bayi tidur tengkurap jika mereka lahir prematur, memiliki kebutuhan khusus atau memiliki penyakit refluks.
Bicaralah dengan dokter anak soal rekomendasi aman untuk waktu tengkurap.
Source | : | Healthline,Nakita |
Penulis | : | Riska Yulyana Damayanti |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR