Ibu dari Tasya Kamila Masih Percaya Pemakaian Air Liur untuk Pertolongan Pertama pada Luka, Begini Pendapat dari Ahli Medis
Nakita.id - Rupanya masih ada mitos soal merawat luka yang kerap dipercaya oleh beberapa orang.
Seperti diketahui, luka tentunya tidak bisa dihindari, baik untuk kita orang dewasa atau pun untuk Si Kecil.
Belum lagi kalau Si Kecil lagi seru-serunya eksplorasi lingkungan yang membuat mereka ingin terus bermain di luar.
Tentunya luka, baik goresan atau pun luka dalam tidak dapat terhindari, dan kita harus siap memberikan pertolongan pertama.
Namun siapa sangka ternyata beberapa ibu tentunya masih percaya dengan mitos merawat luka dari masa lalu.
Seperti ibu dari influencer Tasya Kamila, yang percaya bahwa luka yang diberikan liur akan cepat sembuh, lalu apa pendapat dokter?
"Kalau kepercayaan orang jaman dulu kan kalau anak luka, kayak mama aku tuh suka bilang "Itu buru-buru dikasih ludah mamanya," ujar Tasya Kamila di webinar “Pertolongan Pertama Pada Luka ala Keluarga Hansaplast” yang diselenggarakan oleh Hansaplast pada Jumat (11/9/2020).
"Karena kata ibuku dengan cara itu darahnya bisa cepat berhenti keluar terus dapat antibodi juga dari liur.
Sebenarnya kalau dari logika agak gimana gitu ya, tapi kan itu kata orangtua ya. Bener enggak sih menurut dokter?" tanya Tasya Kamila pada dokter yang dihadirkan dalam acara tersebut.
Baca Juga: Luna Maya Bagikan Kabar Buruk Tentang Kondisinya yang Sampai Harus Mendapat 5 Jahitan, Ada Apa?
Baca Juga: Luka Diabetes Jangan Diabaikan karena Bisa Berakibat Fatal, Yuk Simak Cara Merawatnya
Sang dokter pun menjawab dengan memberikan perumpamaan terlebih dahulu soal hewan yang bisa melakukan itu.
"Liur itu memang punya sifat anti bakteri, makanya kalau kita lihat 'teman-teman' kita di jalan yang mengeong atau menggonggong itu kalau mereka luka suka dijilat-jilat kan." ujar dr. Adisaputra Ramadhinara, MSc, CWSP, FACCWS selaku Dokter Spesialis Luka.
"Tapi secara medis, yang menjadi standar, kalau bicara medis kan itu berarti segala sesuatu yang kita kerjakan bisa diaplikasikan dan dikerjakan berulang dengan hasil yang akan selalu sama." tambahnya.
"Namun tidak selalu menggunakan liur juga, karena pada liur selain mengandung anti bakteri, tapi kan dia ada di mulut yang merupakan area tubuh yang punya banyak kumpulan bakteri,
nah itu juga yang tidak pernah kita rekomendasikan. Di mana pun itu tidak ada yang merekomendasikan untuk menggunakan liur." tambahnya.
Selain itu dr. Adisaputra Ramadhinara juga mengatakan kita harus membersihkan luka dengan air yang cukup banyak.
"Belum lagi ketika membersihkan luka, kita harus membersihkan dengan jumlah air yang cukup, sebab kita harus membilas segala kotoran dan bakteri agar bisa hilang dari permukaan luka.
Nah logikanya, memakai liur, itu jumlahnya seberapa banyak sih? Jadi menurut saya itu tidak higienis, dan tidak etis." tegasnya.
Selain itu ada juga mitos lain yang dibeberkan oleh beliau.
"Jadi jangan ya, mungkin ini baru satu jenis nih, liur. Tapi masih banyak banget (cara) lain kayak pakai cabai ditumbuk,
pakai kopi habis diseduh ditaruh di atas luka, ada yang pakai kunyit, pakai jahe, macam-macam." jelasnya.
"Memang kita hidup di Indonesia yang kaya sekali dengan rempah, tapi untuk urusan medis, kita harus mulai mengikuti standar medis yang memang di seluruh dunia itu disarankan." tandas dr. Adisaputra Ramadhinara.
Sejalan dengan itu, Hansaplast mengenalkan produknya yang masuk dalam kategori pertolongan pertama pada luka.
Baca Juga: Butuh Pemulihan yang Tidak Sebentar, Ini Tips Mengeringkan Luka Setelah Operasi Sesar
Pada dasarnya, ketika luka, kita harus membersihkan dengan air mengalir yang bersih terlebih dahulu.
Lalu setelahkan semprotkan dengan Hansaplast Spray Antiseptik untuk lebih higienisnya lagi.
Langkah berikutnya adalah penggunaan Hansaplast Wound Care Ointment yang berupa salep untuk merawat lukanya.
Baru kita bisa menutup lukanya dengan Hansaplast plester yang gambarnya lucu dan menarik dari Hansaplast.
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Penulis | : | Rachel Anastasia Agustina |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR