Angka Kematian Anak-anak karena Terpapar Virus Corona Jauh Lebih Kecil Dibandingkan Orang Dewasa, Ternyata Ini Penyebabnya
Nakita.id - Penelitian soal angka kematian pada anak dan orang dewasa yang terpapar virus corona baru saja dilakukan.
Siapa sangka, ternyata ada alasan tertentu mengapa anak-anak lebih minim risiko kematiannya dibanding orang dewasa karena virus itu.
Penelitian ini dilakukan oleh beberapa ahli kedokteran di Yale University dan Albert Einstein College of Medicine.
Belum lama ini peneliti menemukan bahwa orang dewasa yang tertulas virus corona sembilan kali lebih berisiko meninggal dibandingkan dengan anak-anak.
Baca Juga: Sering Diabaikan Kita Ternyata 5 Lokasi Ini Tempat Penyebaran Covid-19, Segera Hindari!
Mereka menganalisis darah dan plasma pasien anak dan dewasa untuk melihat sekilas bagaimana tubuh mereka merespon infeksi secara berbeda.
Melansir dari Daily Mail, sampel tersebut menemukan bahwa anak-anak memiliki tingkat sitokin kekebalan yang lebih tinggi dari orang dewasa.
Itulah yang disebut dengan sistem kekebalan 'bawaan', sebentara orang dewasa menghasilkan lebih banyak antibodi dan sitokin yang dibuat oleh sistem kekebalan 'adaptif'.
Meskipun tingkat antibodi mereka lebih tinggi, orang dewasa sejauh ini berjuang lebih keras melawan penyakit tersebut.
Baca Juga: Indonesia Jadi Peringkat 3 Kematian Covid-19 di Asia, Bedakan Ciri Gejala Covid-19 dan Flu Biasa
Penemuan ini memberikan petunjuk mengapa anak-anak dapat bertahan jauh lebih baik terhadap virus corona dibandingkan dengan cara mereka mengatasi flu dan virus pernapasan lainnya.
Senjata dalam sistem kekebalan bawaan mungkin menyediakan senjata tambahan yang cocok untuk melawan virus corona dibanding antibodi pada sistem kekebalan adaptif.
Mereka yang berusia antara 18 dan 29 tahun setengahnya akan diklasifikasikan sebagai anak-anak oleh tim Yale dan Albert Einstein.
Tetapi semuanya dianggap dewasa muda oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) mewakili 23,5 kasus di AS.
Baca Juga: Kenali Gejala Seseorang Sudah Terinfeksi Covid-19, Salah Satunya Bintik Merah Corona
Angka kematian di kalangan anak muda bahkan lebih rendah. Anak-anak antara 0 dan 17 tahun hanya 0,2 persen dari semua kematian di AS.
Studi baru ini melibatkan 60 orang dewasa dengan COVID-19 dan 65 anak yang tertular penyakit tersebut.
Dua puluh anak juga mengembangkan sindrom peradangan multisistem pada anak-anak (MIS-C), penyakit yang mengancam jiwa terkait dengan virus corona.
Di seluruh AS, setidaknya 935 anak telah mengembangkan kondisi tersebut, dan setidaknya 19 telah meninggal, menurut laporan negara bagian ke CDC.
Namun dalam penelitian Yale dan Albert Einstein, tidak ada anak MIS-C yang meninggal.
Hanya lima dari anak-anak yang terdaftar dalam penelitian ini yang harus dibiarkan hidup dengan ventilator mekanis, dibandingkan dengan 22 orang dewasa.
Pada akhir penelitian, 17 orang dewasa (28 persen dari pendaftaran) telah meninggal, tetapi hanya dua anak yang meninggal karena penyakit tersebut.
"Tingkat IL-17A yang kami temukan pada pasien anak-anak mungkin penting dalam melindungi mereka dari perkembangan COVID-19 mereka," kata Dr Kevan Herold, dari Universitas Yale.
Sebaliknya, anak-anak memiliki tingkat antibodi penetral yang lebih rendah, yang dianggap sebagai pertahanan kekebalan adaptif terpenting terhadap virus corona.
Dr B Herold mengatakan bahwa terapi yang meningkatkan sistem kekebalan bawaan memudar seiring bertambahnya usia, padahal berguna dalam mengobati COVID-19.
"Saya berharap kami tahu jawaban ajaib dari penelitian itu," kata Dr B Herold.
Baca Juga: Disebut Gejala Covid-19, Ini Penjelasan Dokter Kulit Soal Bintik Merah Corona
Artikel ini telah tayang di GridHITS.id dengan judul Ternyata Ini Alasan Kasus Kematian Anak-anak Lebih Sedikit Dibanding Orang Dewasa Saat Terpapar Virus Corona
Source | : | GridHits.ID |
Penulis | : | Rachel Anastasia Agustina |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR