Menurut analisis, mencuci masker dengan tangan tidak memberikan perlindungan yang memadai.
Petugas kesehatan yang mencuci sendiri masker mereka dengan tangan, memiliki risiko terkena infeksi dua kali lipat dibandingkan dengan mereka yang menggunakan mesin cuci rumah sakit.
Mayoritas orang di RCT mencuci masker mereka dengan tangan, dan ini kemungkinan menjadi penyebab mengapa masker kain memiliki kinerja buruk dalam uji coba awal.
"WHO merekomendasikan mencuci masker dengan mesin cuci menggunakan air panas bersuhu 60 derajat Celcius dan deterjen, dan hasil analisis kami mendukung rekomendasi ini," jelas Profesor MacIntyre.
"Mesin cuci sering kali memiliki suhu default 40 derajat atau 60 derajat, jadi periksa pengaturannya. Pada suhu yang sangat panas ini, mencuci tangan tidak memungkinkan," imbuhnya.
Pesan yang jelas dari penelitian ini adalah bahwa masker kain bisa berfungsi dengan efektif mencegah penyebaran Covid-19 atau virus corona tetapi sekali dipakai, masker perlu dicuci dengan benar setiap kali setelah digunakan.
Jika tidak, maka tidak akan efektif lagi.
Penelitian asli dilakukan pada petugas rumah sakit di rumah sakit di Vietnam pada tahun 2011.
Partisipan penelitian secara acak ditugaskan untuk menggunakan masker kain, masker bedah atau tanpa masker.
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Aullia Rachma Puteri |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR