Nakita.id - Ketika anak demam pasti Moms mencari cara untuk menurunkan panasnya.
Pasalnya demam yang terlalu tinggi dikhawatirkan berujung pada kejang.
Apalagi kalau memang Si Kecil memiliki riwayat kejang.
Tetapi perlu diketahui bahwa ada beberapa mitos seputar demam pada anak yang masih dipercaya oleh para Moms.
Mengutip dari kompas.com, seorang dokter anak dr. Arifianto, Sp. A meluruskan beberapa mitos seputar demam yang tak perlu lagi dipercayai.
1. Anak teraba hangat, berati demam
Faktanya anak teraba hangat tidak berati tengah mengalami demam, tetapi bisa juga karena aktivitas, menangis, bermain seharian, atau berada di luar rumah saat panas.
Dengan begitu, ketika Moms merasakan tubuh Si Kecil hangat coba diamkan selama 20 menit terlebih dahulu untuk menunggu kembali ke suhu normalnya.
Baca Juga: Anak Demam dan Muntah Tak Boleh Diabaikan, Bisa Jadi Alami Gejala Penyakit Mengerikan Ini
Pastikan juga gunakan termometer.
2. Kalau panasnya tinggi bisa kejang
Suhu tubuh yang terlalu tinggi memang bisa berujung pada kejang, tetapi tidak untuk semua anak.
Faktanya risiko anak mengalami kejang ketika demam hanya 4%.
3. Saat demam harus langsung diberi obat
Banyak Moms yang buru-buru memberikan obat penurun panas ketika tengah demam.
Baca Juga: Anak Demam dan Muntah, Jangan Buru-Buru Beri Obat Jika Tak Mau Terima Risiko Ini
Faktanya obat penurun panas cukup diberikan ketika Si Kecil rewel atau gelisah saat demam.
Biasanya Si Kecil akan rewel atau gelisah ketika suhu tubuhnya sekitar 39-39,5 derajat celcius.
4. Semakin tinggi demamnya, semakin berat penyakitnya
Tinggi rendahnya suhu tubuh anak tidak bisa menjadi patokan keparahan penyakitnya.
Dengan begitu kenali dahulu kondisi demam Si Kecil apakah hanya sekadar demam atau ada penyakit penyertanya.
5. Demam 40 derajat celcius bisa merusak otak
Ketika Si Kecil suhu tubuhnya mencapai 40 derajat kerap dianggap akan merusak otaknya.
Faktanya, demam yang bisa merusak otak berada pada suhu di atas 42 derajat celcius.
Baca Juga: Moms Perlu Waspada! Demam Tinggi Gejala Umum Penyakit Kawasaki
Tetapi biasanya kondisi tersebut jarang terjadi.
6. Kejang bisa merusak otak
Tak hanya suhu yang tinggi, kejang juga sering dianggap dapat merusak otak.
Faktanya kejang akibat demam tidak menyebabkan kerusakan otak permanen.
Kejang saat demam pun akan berlangsung tidak lebih dari 5 menit.
Baca Juga: Lakukan Ini Agar Si Kecil Sehat dan Liburan Tetap Menyenangkan Saat Musim Hujan
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Gabriela Stefani |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR