Peserta yang diberi instruksi melakukan pola hidup sehat malah berpeluang mengalami kematian dini lebih besar.
Peneliti mengatakan bahwa instruksi yang diberikan bisa saja menambah tekanan ekstra pada peserta.
Sama halnya dengan orang yang mengambil cuti kurang dari tingga minggu dalam setahun, peserta yang diinstruksikan mengubah pola hidup sehat memiliki risiko 37 persen mengalami kematian dini.
"Risiko kematian dini yang disebabkan oleh gaya hidup yang intensif terkonsentrasi pada laki-laki dengan waktu liburan lebih pendek setiap tahunnya," jelas Strandberg.
Baca Juga: Contek 5 Kebiasaan Orang Jepang yang Jadi Kunci Sukses Meraih Kesehatan dan Panjang Umur Ini
"Gaya hidup yang penuh tekanan mungkin telah mengesampingkan setiap manfaat dari intervensi," sambungnya.
Dijelaskan pula, tuntutan untuk melakukan pola hidup sehat ternyata juga memengaruhi kondisi mental seseorang.
Dengan begitu malah menjadikan tekanan atau beban bagi orang tersebut.
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Source | : | Kompas.com,The Independent |
Penulis | : | Yosa Shinta Dewi |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR