Apakah Bayi Boleh Menerima ASI dari Ibu yang Positif Covid-19 atau HIV? Begini Penjelasan dari Ahli
Nakita.id - Semua ibu tentunya ingin memberikan ASI kepada bayinya yang baru lahir, sebab ASI merupakan makanan pertama Si Kecil.
Seperti diketahui, pemberian ASI kepada Si Kecil terutama pada dua minggu pertama kehidupannya sangatlah penting.
Sebab pada 14 hari pertama kehidupan Si Kecil, ASI sangat berperan untuk pembentukan antibodi atau pertahanan tubuh.
"Jadi ASI di dua minggu pertama itu lebih ke membentuk antibodi untuk bayi dulu. Nah setelah 14 hari baru ASI fokus ke penambahan berat badan." ujar dr. Sylvia Haryeny, IBCLC, Konsultan dan konselor laktasi RSIA Brawijaya dan Klinik Tembuni saat dihubungi Nakita.id Senin (19/10/2020).
Hal ini pun bisa menjadi pertimbangan bagi ibu yang melahirkan di tengah pandemi Covid-19, terutama jika sang ibu positif terinfeksi virus corona.
Seperti diketahui, pasti ada bayi yang lahir di tengah pandemi Covid-19 ini, lalu bagaimana kebijakan menyusui jika memang sang ibu positif covid-19?
dr. Sylvia Haryeny, IBCLC mengatakan bahwa jika persalinan sudah direncanakan, maka sang ibu akan di tes swab terlebih dahulu.
“Jadi kalau persalinannya itu terencana, sehari sebelumnya ibunya itu di swab. Jadi pas mau masuk kamar operasi itu sudah ada hasil swab-nya.” ujar dr. Sylvia Haryeny, IBCLC.
“Kalau hasil swab-nya negatif, begitu lahir nanti boleh langsung bersatu sama bayinya.
Baca Juga: Bukan Hanya Satu, Ternyata Ada 3 Jenis ASI yang Diproduksi oleh Payudara Moms, Sudah Tahu Apa Saja?
Tapi kalau hasilnya positif, dan bayinya setelah di swab justru negatif, harus dipisah dulu.” jelasnya lagi.
Otomatis sang ibu selama pada masa karantina tidak boleh menyusui sang bayi secara langsungn namun bayinya tetap boleh minum ASI perah ibunya.
“Jadinya nanti sejak lahir bayinya itu akan minum ASI perah.” ujar dr. Sylvia Haryeny, IBCLC.
“Covid itu tidak ada di dalam ASI, yang ada di dalam ASI itu hanya HIV. Tapi ya gitu memerah ASI dari ibu yang positif covid-19 harus dengan protokol kesehatan yang ketat.” tegasnya.
Terlepas dari itu semua, rupanya ada satu kondisi seorang ibu tidak disarankan untuk menyusui secara langsung.
Yaitu ketika sang ibu terinfeksi HIV dan bayinya masih sehat alias tidak terinfeksi virus HIV.
Baca Juga: Simak! Ini Pentingnya Minum Susu Ibu Menyusui Agar Bayi Gemuk
"Misalnya, ibunya positif (HIV) tapi bayinya tidak, maka ibunya tidak boleh menyusui bayinya secara langsung.”
“Ada perlakuan khusus lah untuk kondisi itu, yang jelas ibunya tidak bisa direct breast feeding, tapi kalau diperah bisa,
tapi itu pun ASI perahnya harus di pasteurisasi lah harus dipanasin lah, jadi ada perlakuan khusus lah ya.” tandas dr. Sylvia Haryeny, IBCLC.
National Geographic Indonesia: Dua Dekade Kisah Pelestarian Alam dan Budaya Nusantara
Penulis | : | Rachel Anastasia Agustina |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR