Apalagi jika ia menjauh dari pergaulan teman-temannya. Mengapa?
Karena hal ini bisa menyebabkan anak tak terlatih untuk mengungkapkan masalah, keluhan, dan ide-ide pikirannya.
Efeknya, selain apatis, anak jadi malas dalam beraktivitas, termasuk belajar.
Efek lainnya, bisa saja anak akan sulit mengendalikan emosinya.
Tak seperti anak lainnya yang jika kesal langsung ngomong, anak ini akan memendam seluruh kekesalannya.
Kondisi ini ditakutkan menjadi bom waktu, suatu saat bisa meledak hebat dan anak menumpahkan kekesalannya dengan cara-cara tak baik, semisal mengurung diri.
Tentunya ini kurang bagus bagi perkembangan mentalnya.
BACA JUGA: Mengalami Momen yang Tak Disangka, Foto Ibu Hamil Ini Curi Perhatian
Memang, tidak menutup kemungkinan sifat atau aksi tutup mulut di sekolah seperti ini bisa hilang dengan sendirinya. Hanya saja, butuh waktu dan proses yang panjang.
Pasalnya, anak bisa berubah kalau dirinya menyadari apa yang dilakukan itu kurang baik dan dia bersedia untuk berubah. Itu bukanlah hal mudah.
Belum lagi bila penyebabnya adalah lingkungan, karena mengubah lingkungan tidaklah gampang.
Untuk mengatasinya, Moms perlu bertanya lebih lanjut kepada anak, apa yang membuatnya lebih memilih diam di sekolah.
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Source | : | Tabloid Nakita |
Penulis | : | Gisela Niken |
Editor | : | Gisela Niken |
KOMENTAR