Pada tahap pewarnaan kedua, Deng mengeluh kulit kepalanya terasa panas dan terbakar.
Namun, sang penata rambut memintanya untuk bertahan.
Pada tahap pewarnaan ketiga, Deng semakin merasakan sakit di kulit kepalanya dan meragukan kualitas produk pewarna rambutnya.
Namun, sang penata rambut menyangkalnya dan terus melakukan pewarnaan di rambut Deng.
Hingga pada pewarnaan tahap keempat, Deng semakin merasakan sakit.
Ia meneteskan air mata karena baginya itu sangat menyakitkan.
Sang penata rambut bersikeras untuk mewarnainya, namun Deng nekat meminta putrinya untuk menjemputnya dan membawanya ke rumah sakit.
Dokter yang menangani Deng mengatakan bahwa Deng mengalami alergi terhadap produk pewarna rambut, hingga 40% kulit kepalanya terbakar.
Ahli kulit menyarankan satu-satunya jalan agar kondisi membaik adalah dengan mencukur semua rambutnya agar residu dari pewarna rambut hilang.
Kisah ini menjadi pembelajaran untuk kita semua Moms untuk selalu berhati-hati sebelum menggunakan produk kimia.
Sebelum mewarnai rambut, sebaiknya cek dulu apakah kita alergi dengan produk tersebut atau tidak.
Caranya yaitu dengan mengoleskan sedikit produk ke punggung tangan dan bagian belakang telinga, biarkan selama semalam.
Apabila tidak terjadi reaksi apapun, berarti Moms tidak alergi.
Namun, apabila terjadi reaksi seperti gatal atau panas, hindari produk tersebut karena Moms alergi terhadapnya.
For the Greater Good, For Life: Komitmen ParagonCorp Berikan Dampak Bermakna, Demi Masa Depan yang Lebih Baik Bagi Generasi Mendatang
Source | : | worldofbuzz.com |
Penulis | : | Kirana Riyantika |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR