Nakita.id - Sudah hampir satu tahun dunia diresahkan dengan pandemi covid-19.
Untungnya saat ini dunia kesehatan sudah memberikan kabar baik dengan ditemukannya vaksin virus corona.
Sejumlah negara juga sudah mulai mengabarkan kapan akan diadakannya vaksin virus corona.
Dan tentu saja Indonesia pun tengah bersiap untuk mengadakan penyuntikan vaksin virus corona untuk warganya.
Baca Juga: Isyaratkan Dunia Akan Segera Kembali Normal, Vaksin Moderna 95 Persen Ampuh Lawan Covid-19!
Diketahui vaksin virus corona sendiri terdapat 3 jenis dan Indonesia akan menggunakan vaksin Sinovac asal China dan G42 dari Uni Emirat Arab.
Dikabarkan Indonesia sudah memesan 40 juta dosis vaksin Sinovac melalui Bio Farma yang nantinya dibandrol sebesar Rp200.000.
Sementara untuk vaksin G42, tim dari Indonesia masih memantau uji klinis yang dilakukan di Uni Emirat Arab.
Tetapi tenang, pemerintah menyediakan kesempatan bagi warganya untuk mendapatkan vaksin virus corona secara gratis.
Baca Juga: Diklaim 90% Efektif dan Tanpa Efek Samping, Segini Bocoran Harga Vaksin Covid-19
Ketua Pelaksana Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional Erick Thohir menyebutkan bahwa pemerintah menyediakan 2 skema dalam program imunisasi massal vaksin covid-19.
Skema pertama yaitu pemerintah akan menggunakan budget APBN dan data BPJS Kesehatan untuk memberikan vaksin secara gratis kepada masyarakat.
Sementara skema kedua yaitu masyarakat yang masuk dalam kategori mampu akan dikenakan biaya kalau ingin mendapatkan vaksin covid-19.
"Jadi memang yang terdata di BPJS Kesehatan itu gratis, tapi dengan tingkat daya beli berapa itu bayar karena ini bagian dari kita coba menekan dari cash flow yang ada di pemerintah," ujar Erick Thohir yang dikutip dari kompas.com.
Baca Juga: Meskipun Belum Ada Obatnya, Ternyata Ini yang Ampuh Menyembuhkan Pasien Covid-19
Di lain kesempatan menurut Presiden Joko Widodo, Indonesia akan kedatangan bahan baku untuk 290 juta vaksin virus corona, yang selanjutnya akan PT Bio Farma produksi menjadi vaksin.
“Dengan begitu, kita harapkan Januari 2020 kita sudah mulai vaksinasi,” kata Presiden yang dikutip dari kontan.co.id dalam acara bincang-bincang santai dengan beberapa pemimpin redaksi di Istana Bogor, Senin (31/8).
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) berharap, ratusan juta dosis vaksin virus corona bisa siap hingga akhir tahun ini dan dua miliar dosis lagi sampai akhir tahun depan.
Lalu, siapa yang berhak mendapatkan vaksin virus corona lebih dahulu?
Kepala Ilmuwan WHO Soumya Swaminathan mengatakan, WHO sedang menyusun rencana untuk membantu memutuskan, siapa yang harus mendapatkan dosis pertama setelah vaksin mendapat persetujuan.
Yang jelas, Swaminathan mengatakan, prioritas pertama yang mendapatkan vaksin virus corona:
1 Pekerja garis depan seperti petugas medis
2. Mereka yang rentan karena usia atau penyakit lainnya
3. Yang bekerja atau tinggal di lingkungan dengan penularan tinggi, semacam penjara dan panti jompo.
"Saya berharap, saya optimistis. Tetapi, pengembangan vaksin adalah pekerjaan yang rumit, datang dengan banyak ketidakpastian," kata Swaminatha beberapa waktu lalu seperti dikutip Reuters.
"Hal baiknya adalah, kami memiliki banyak vaksin dan platform, sehingga bahkan jika yang pertama gagal atau yang kedua gagal, kita tidak boleh kehilangan harapan, kita tidak boleh menyerah," ujar dia.
Sambil menunggu vakin covid-19 ini tersedia, seluruh masyarakat diharapkan tetap Ingat Pesan Ibu untuk selalu menerapkan 3M yaitu Mencuci tangan, Memakai Masker, dan Menjaga jarak.
#NakitaCovid-19
Source | : | Kompas.com,Kontan.co.id |
Penulis | : | Gabriela Stefani |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR