Nakita.id — Harus diakui, hadirnya pandemi Covid-19 memberikan tantangan baru dalam proses belajar mengajar.
Jika biasanya anak-anak berkegiatan di sekolah, kini mereka harus melakukan pembelajaran jarak jauh (PJJ) dari rumah guna menerapkan social distancing.
Tentu, hal ini menjadi beban baru bagi Moms dan anak. Untuk Moms, perlu mengatur dan menyesuaikan jadwal agar bisa mendampingi anak belajar.
Sementara bagi anak, mereka harus beradaptasi dengan suasana rumah yang jauh berbeda dengan sekolah.
Namun, beban itu tidak hanya dirasakan oleh Moms dan anak saja. Para tenaga pendidik pun turut merasakan sistem PJJ sebagai tantangan.
Hal ini yang diungkapkan oleh Deswita Supriyatni, Dosen Pendidikan Jasmani Kesehatan Rekreasi STKIP Pasundan, Cimahi, Jawa Barat.
Deswita menyampaikan tantangan yang ia hadapi dalam Dialog Produktif menyambut Hari Guru Nasional dengan tema “Mendukung Para Pendidik Tetap Berkarya” yang diselenggarakan Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), dikutip dari laman Covid.go.id, Rabu (25/11/2020).
“Semasa pandemi, proses pembelajaran memang tidak optimal dalam penyampaian materi pembelajaran, karena biasanya materi yang saya sampaikan identik dengan tatap muka dan praktik. Sekarang mau tidak mau harus melalui teknologi media atau tatap muka secara virtual," ujarnya.
Deswita pun mengakui, hambatan yang sering terjadi adalah ketika ada mahasiswanya yang tidak bisa mengikuti kelas dengan baik karena terjadi gangguan koneksi internet.
Hal serupa juga disampaikan oleh Arya Wiratman, Guru SDS Islam Ibnu Hajar Cipayung, Jakarta Timur.
“Kondisi pandemi saat ini dengan pembelajaran jarak jauh baik secara virtual dan video pembelajaran, sangat monoton. Meski begitu kami tetap berusaha mengemas pembelajaran mirip seperti saat tatap muka di kelas”, terang Arya.
Bantuan kuota oleh pemerintah
Demi mendukung kelancaran aktivitas peserta didik dan pendidik di Indonesia, pemerintah telah berupaya memberikan beberapa bantuan, salah satunya Bantuan Kuota Data Internet bagi tenaga pendidik dan peserta didik.
Kementerian Pendikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) memberikan Bantuan Kuota Data Internet sejumlah 100 GB yang dialokasikan 50 GB setiap bulannya.
Kuota tersebut dialirkan kepada 1,9 juta guru, 166 ribu dosen, 3,8 juta mahasiswa, dan 29,6 juta siswa sekolah.
Kuota internet ini bisa dimanfaatkan oleh setiap jenjang pendidikan, baik negeri maupun swasta. Jumlah peserta didik dan pendidik yang sudah menerima manfaat ini mencapai 35,5 juta sejak Septemer 2020 lalu.
Menurut data survei dari Lembaga Arus Survei Indonesia (Oktober 2020), sebanyak 85,6 persen responden menilai bahwa program Bantuan Kuota Data Internet ini meringankan beban ekonomi orang tua pelajar/mahasiswa dalam membeli paket internet.
“Sebelum ada bantuan kuota internet, kondisi sangat sulit dan terbatas. Untuk memenuhi kebutuhan harus pintar mengatur keuangan keluarga dan menyisihkan agar kebutuhan kuota internet terpenuhi. Setelah ada bantuan, sangat meringankan beban pengeluaran sehari-hari”, kata Arya.
Begitu juga dengan Deswita yang mengungkapkan, bantuan yang diberikan pemerintah berdampak baik pada keuangannya.
“Kemudian dengan bantuan dari pemerintah sangat membantu sekali sehingga perencanaan keuangan keluarga bisa kembali normal”, ungkap Deswita.
Bantuan upah
Selain Bantuan Kuota Data Internet, Kemendikbud juga memberikan bantuan melalui peluncuran Bantuan Subsidi Upah (BSU) bagi pendidik dan tenaga kependidikan non-PNS melalui kerjasama dengan Kementerian Agama (Kemenag).
Bantuan ini diiberikan untuk 2,74 juta pendidik dan tenaga kependidikan non-PNS di seluruh Indonesia dengan mengalokasikan dana total sebesar Rp4,7 Triliun dari Kemendikbud dan Kemenag.
Setiap pendidik akan menerima Rp1,8juta dengan persyaratan pencairan yang sangat mudah.
Sri pun kembali menyampaikan pesan untuk menguatkan anak didik dan tenaga pendidik di Indonesia yang sama-sama bertarung melawan ketidakpastian pandemi ini.
"Pada Hari Guru ini, saya berpesan kepada semua anak didik di seluruh Indonesia, untuk tetap semangat menuntut ilmu. Tetap termotivasi apapun kendalanya. Kepada teman-teman sesama pendidik lainnya, tetap tulus dan bertanggung jawab untuk mencerdaskan anak bangsa, karena itu adalah ibadah kita," ujar Sri.
Penulis | : | Yussy Maulia |
Editor | : | Sheila Respati |
KOMENTAR