Nakita.id – Penyakit kanker tidak mengenal usia, tua ataupun muda, bahkan anak juga bisa terkena.
Beragam jenis kanker juga berpotensi diderita oleh siapapun.
Sayangnya, banyak penderita kanker yang baru mengetahui saat sudah berada pada stadium lanjut.
Asal Moms tahu, ada satu jenis kanker yang paling banyak diderita masyarakat Indonesia.
BACA JUGA :Jalani 30X Operasi Plastik Demi Kekasih, Tapi Ujung-Ujungnya Tragis
“Sesuai data statistik yang kami miliki, kanker yang mendominasi penderita di Indonesia termasuk di Jawa Tengah adalah kanker paru.
Penderita pada kanker itu didominasi oleh kaum adam (laki-laki),” jelas Ketua Perhimpunan Dokter Penyakit Dalam Ahli Kanker (Perhompedin) Cabang Semarang Prof. Dr.dr. C. Suharti.
Lanjut Suharti yang dilansir dari TribunJateng, yang kerap kali diderita oleh kaum hawa (perempuan) adalah kanker payudara.
Lalu baik laki-laki maupun perempuan, posisi kedua terbanyak diderita adalah kanker usus besar.
“Untuk jumlah atau angka pastinya, belum bisa menyampaikan karena harus dilihat antara pasien yang dibiayai secara pribadi maupun memanfaatkan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Namun yang jelas itulah statistiknya, " tambah Suharti.
Sebagai informasi tambahan, dari tahun ke tahun atau sejak 2013 silam, jumlah penderita kanker di Indonesia terus meningkat, bahkan situasinya sekarang dikategorikan tinggi prosentasenya.
BACA JUGA: 5 Kebiasaan Ini Sering Dianggap Baik Bagi Kesehatan Padahal Sebaliknya
“Jawa Tengah ternyata juga yang tertinggi dari seluruh wilayah di Indonesia dari sisi jumlah penderitanya. Namuh jika dilihat prosentasenya tertinggi di DIY Yogyakarta. Itu semua pun tidak seimbang dari jumlah dokter ahli kanker,” kata Suharti.
Dia menginformasikan, untuk di Jawa Tengah, jumlah dokter ahli kanker hanya ada sekitar 15 orang.
Lingkup yang lebih luas lagi, di Indonesia totalnya sekitar 100 dokter. Untuk di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) dr Kariadi Semarang baru sebanyak 6 dokter.
“Kenapa jumlahnya sedikit? Ya karena itu adalah ilmu bidang kesehatan yang mahal.
Untuk mulai diagnosis, penanganan, hingga pengobatannya, harus terus menerus di-update atau diperlukan pendidikan berkelanjutan secara terus menerus,” tuturnya.
BACA JUGA: Gara-Gara Bulan Madu ke Amazon, Dalam Kepala Wanita Ada Binatang Ini
Perhompedin Cabang Semarang, menurut Suharti, berusaha menjembatani para dokter baik dokter umum, dokter penyakit dalam, maupun dokter konsultan penyakit dalam hemato-onkologi untuk memperoleh update ilmu bidang khusus itu.
“Sehingga kompetensi mereka dalam menangani kasus kanker semakin berkualitas, semakin ahli, semakin terampil dalam membangun diagnosis maupun manejemen penyakit kanker di lingkungan kerja mereka.” (*)
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Source | : | tribunnews |
Penulis | : | Nila Kusuma Pratiwi |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR