Nakita.id - Kabar terbaru, sekolah tatap muka di masa pandemi akhirnya sebentar lagi dibuka.
Hal ini diambil dari Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 Menteri yang menyepakati adanya sekolah tatap muka.
Menurut Nadiem Makarim sebagai Menteri Pendidikan, Indonesia menjadi satu negara yang tertinggal yang mengadakan sekolah tatap muka.
Karena sejak 1 tahun lalu dunia dilanda pandemi virus corona, setidaknya ada 85 persen sekolah di Asia Timur sudah melakukan sekolah tatap muka kembali.
Memang, sejak pandemi Covid-19 menyerang dunia termasuk Indonesia, hampir semua meliburkan sekolah.
Guru dan siswa diminta untuk melakukan pembelajaran dalam jaringan atau daring selama pandemi belum berakhir.
Kejadian ini berawal dari satu kasus positif virus corona terdeteksi di Indonesia. Untuk mengantisipasi terjadi lonjakan kasus baru pemerintah sepakat untuk menjalankan kegiatan belajar mengajar di rumah.
Setahun berlalu, penggodokan rencana sekolah tatap muka pun dilaksanakan.
Dan akhirnya muncul SKB 4 menteri yang mengizinkan sekolah tatap muka diadakan pada tahun ajaran baru mendatang.
"Mewajibkan satuan pendidikan untuk menyediakan layanan tatap muka terbatas. Tapi tetap ada opsi PJJ karena untuk menerapkan protokol kesehatan, maksimal hanya 50 persen dari jumlah siswa. Mau tidak mau, selesai vaksinasi ada opsi tatap muka terbatas. Selain itu harus melalui sistem rotasi, tatap muka dan PJJ," kata Nadiem Makarim melansir dari Kompas.com pada Selasa (30/03).
Dalam putusan Nadiem Makarim juga memberikan pilihan pada wali murid tentang kebijakan sekolah tatap muka.
"Orangtua boleh memilih, berhak dan bebas bagi anaknya apakah mau melakukan tatap muka atau PJJ," kata Nadiem.
Menurut Nadiem, kalau siswa terus-terusan sekolah dalam jaringan atau daring atau sekolah dari rumah, ini akan menimbulkan dampak psikologis anak.
Baca Juga: Sekolah Tatap Muka Akan Kembali Dilakukan Tapi Tetap Perhatikan Kesiapan Daerah
Selain dampak psikologis, pembelajaran jarak jauh atau PJJ ini sangat berdampak pada sang anak sendiri.
Akibatnya anak akan malas untuk belajar karena tak didampingi seorang ahli.
Orangtua bahkan ada yang sampai menarik anak keluar dari sekolah karena tak bisa mengikuti sekolah berbasis daring ini.
Meski Nadiem Makarim membuka pilihan terbuka untuk orangtua memilih sekolah tatap muka, ia menyebut masih ada kegiatan sekolah yang tak boleh dilakukan di dalam maupun di luar lingkungan sekolah.
Kegiatan itu meliputi:
- Jajan di kantin. Karena akan menimbulkan kerumunan dan bisa menjadi klaster baru.
- Olahraga.
- Kegiatan ekstrakulikuler. Hal ini karena sekolah tatap muka masih dalam masa transisi, wajib hukumnya hanya datang ke sekolah saja langsung pulang.
Baca Juga: Sekolah Kembali Dibuka Awal 2021, Begini Penjelasannya Moms
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Aullia Rachma Puteri |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR