Sebelumnya selalu gagal
Perhatikan, apakah anak pernah gagal atau tidak pernah sama sekali menjuarai lomba apa pun sebelumnya.
Boleh jadi saat mengikuti lomba anak begitu berharap bisa tampil sebagai pemenang. Namun apa mau dikata, harapan tersebut harus terkikis saat dirinya tersisih. Akibatnya, setiap kali ada perlombaan, anak merasa minder. "Ah, buat apa aku ikut lomba kalau kalah melulu," begitu yang terpikir di benak anak.
BACA JUGA: Moms Lahir Maret Memiliki Kepribadian Unik, Penasaran? Ini Ulasannya
Terlebih jika orang tua memberikan respons negatif. "Yah, kok begitu aja kok enggak bisa?", "Mama enggak percaya kamu bisa kalah sama orang lain," atau "Malu dong kalau kalah." Respons tersebut secara tidak langsung akan membuat rasa percaya diri anak menurun drastis.
Anak merasa dirinya tidak kompeten mengikuti sebuah lomba. "Aku ternyata enggak bisa sebaik teman-temanku ya." Lain kali jangan heran kalau anak akan menolak diajak berlomba. "Enggak mau ah. Paling-paling nanti aku diledekin lagi."
APA YANG HARUS DILAKUKAN?
Nah, untuk anak seperti ini, mau tidak mau orang tua harus memulihkan rasa percaya dirinya.
Jelaskan, anak memiliki kelebihan yang tidak dimiliki orang lain. Bahwa ia telah berusaha sekuat tenaga tetapi kalah juga, mungkin hanya karena keberuntungan yang belum berpihak padanya.
Mintalah anak untuk menjadikan kegagalan tersebut sebagai cambuk bagi kesuksesannya di masa datang.
Tidak ada salahnya juga jika orang tua melakukan evaluasi terhadap kegagalan.
Saat anak ikut lomba balap karung, contohnya, sarankan agar lain kali anak belajar bagaimana caranya supaya bisa lebih cepat mencapai garis finish.
National Geographic Indonesia: Dua Dekade Kisah Pelestarian Alam dan Budaya Nusantara
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
KOMENTAR