Nakita.id - Mulut memang tak sekadar untuk bicara dan mengunyah makanan melainkan ikut menambah rasa percaya diri seseorang. Terlebih saat berpuasa, karena aroma tak sedap acapkali berembus tanpa permisi.
Menurut penuturan Juanita A. Gunawan, drg., M.Kes., dari Klinik Gigi dan Mulut RS Husada, Jakarta, seseorang dikatakan sehat, bersih dan memiliki daya tarik jika kesehatan mulutnya juga terjaga dengan baik.
BACA JUGA: Menginspirasi! Di Indonesia Ada Ojek Dikhususkan Bagi Orang Difabel
Seperti apakah ciri mulut seseorang yang sehat itu? Menurut drg. Anggraeni P., ciri mulut sehat itu:
* Di mulut tidak ditemukan karang gigi maupun plak.
* Gusi terlihat berwarna merah muda.
* Gigi putih berkilau, tidak ada yang berlubang.
* Lidah bersih dari kerak ataupun bercak.
* Mulut tidak mengeluarkan aroma tak sedap.
Khusus untuk gusi, sehat tidaknya bisa diamati dari bentuk dan letak gusi.
Gusi dikatakan tidak sehat jika sudah turun dari tempat semestinya.
Akibatnya, relung-relung gigi yang seharusnya ditempati gusi jadi terambil alih oleh bakteri.
Turunnya gusi biasanya disebabkan oleh kebiasaan buruk seperti menggunakan tusuk gigi untuk mencongkel sisa-sisa makanan dan teknik yang salah saat menyikat gigi.
BACA JUGA:Beberapa Selebriti Ini Menikah Sebelum Berusia 20 Tahun, Siapa Saja?
Jadi, seperti ditegaskan drg. Bariah, percuma saja seseorang menyikat giginya 3-4 kali sehari jika teknik menyikat giginya salah.
Upaya pembersihan gigi jadi tidak sempurna, sementara gusi, dinding bagian dalam dan langit-langit mulut mudah mengalami perlukaan.
Sekarang pertanyaannya bagaimana supaya mulut kita sehat? Berikut jawabannya;
* Menggosok gigi yang benar adalah dengan teknik menyikat gigi satu arah.
Untuk gigi bagian atas, sikatlah dari gusi mengarah ke gigi.
Begitu juga sebaliknya untuk gigi bagian bawah, lakukan juga dari arah gusi.
* Untuk gigi bagian dalam, lakukan gerakan memutar perlahan supaya gusi pun turut terpijat.
* Menyikat permukaan kunyah juga harus satu arah, yakni dari dalam keluar secara bergantian.
* Waktu sikat gigi yang ideal sebetulnya justru setiap kali sebelum makan dan menjelang tidur.
Pertimbangannya, peningkatan asam terjadi setiap 3 jam setelah mulut "kedatangan tamu."
Nah, begitu makanan masuk kembali, maka asam tersebut akan langsung bereaksi dengan kotoran yang berada dalam mulut dan inilah yang amat berpeluang menyebabkan kerusakan gigi.
BACA JUGA: Vaksin Tak Bisa Digantikan Oleh ASI, Obat Herbal. Ini Penjelasannya
* Boleh-boleh saja menyikat gigi sehabis makan. Akan tetapi upaya ini akan menjadi sia-sia jika beberapa saat kemudian yang bersangkutan menikmati camilan. Jadi, setiap habis makan cukup berkumur saja.
* Berkumur dengan obat kumur bukan merupakan hal yang dilarang.
Akan tetapi dianjurkan cukup menggunakan cairan kumur yang bersifat memberi kesegaran saja.
Menggunakan cairan berkumur yang mengandung obat antiseptik dikhawatirkan justru membuat mikroba mulut menjadi resistan karena kemampuan mulut menghadapi kuman justru mengalami penurunan.
* Mengunyah permen karet yang memiliki kandungan silitol dan tidak mengandung glukosa sangat baik sekali.
Permen karet jenis ini bisa membersihkan kotoran-kotaran yang menempel di gigi.
Dampak positif lainnya adalah senam muka yang bisa membantu mengencangkan otot-otot di sekitar mulut.
* Yang tidak kalah penting namun sering lalai dilakukan adalah rutin memeriksakan gigi ke dokter gigi, setidaknya setiap 6 bulan sekali.
Langkah ini amat perlu agar gangguan di gigi bisa terdeteksi segera dan kesehatan mulut tetap terjaga.
Daam menjaga kesehatan juga kebersihan mulut, ada beberapa hal yang harus Moms & Dads perhatikan;
Sikat gigi yang baik adalah sikat gigi yang memiliki bulu-bulu halus/lembut.
Untuk sikat gigi manual, pilihlah yang bentuk kepala sikatnya mengecil.
Bentuk seperti ini dapat menjangkau gigi-gigi geraham yang paling belakang sekalipun.
Begitu pula sikat gigi elektrik yang umumnya memang memiliki bentuk kepala sikat yang bulat dan kecil.
BACA JUGA: Terlambat Antar Anak ke Sekolah, Ibu Bertubuh Kerdil Ini Digugat
Khusus untuk gigi yang letaknya tidak beraturan, perawatannya memang relatif lebih sulit.
Menurut Juanita, selain kepala sikat yang mengecil, untuk gigi yang letaknya saling berjejal, pilihlah yang bulu sikatnya didesain zig-zag secara horisontal dan vertikal.
Sedangkan pembersih khusus lidah, bukan merupakan keharusan.
Membersihkan lidah menggunakan sikat gigi, boleh-boleh saja. Caranya pun relatif sederhana, cukup dengan menyikatnya dari dalam ke arah luar setiap kali menyikat gigi.
Soal pasta gigi pun, silakan menentukan pilihan di antara sekian banyak merek yang ditawarkan. Yang jelas pastikan pasta gigi tersebut memiliki kandungan fluor.
Hindari penggunaan tusuk gigi. Kalaupun dirasa perlu menggunakan sarana lain disamping sikat gigi untuk mengeluarkan sisa makanan yang menyelip, pilihan yang tepat adalah benang gigi. Terutama untuk mereka yang gigi geliginya tak rapi. Jangan lupa, cara penggunaannya pun harus benar, yakni dengan cara menariknya satu arah, seperti halnya menyikat gigi.
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
KOMENTAR