"Misalnya, ada gula darah yang tidak terkontrol, hipertensi yang tidak diketahui sebelumnya, obesitas, atau mungkin juga underweight, ibunya kurang gizi, itu juga bisa meningkatkan risiko preeklamsia,” imbuhnya.
Tak hanya itu, hal lain yang juga perlu dipertimbangkan adalah penyakit penyerta, misalnya anemia.
Apabila setelah diperiksa terdapat sejumlah masalah, dr. Ivander menganjurkan para Moms untuk melakukan prakonsepsi.
Baca Juga: Ngebet Hamil Anak Kembar? Coba Makanan Enak Ini untuk Meningkatkan Kemungkinan Punya Bayi Kembar
“Jadi pada prinsipnya, kehamilan itu harus direncanakan sejak awal. Maka dari itu, muncul lah istilah prakonsepsi atau pra-kehamilan, yaitu mempersiapkan kehamilan yang dimulai sejak tiga bulan sebelum hamil,” ucap dr. Ivander.
Dalam tahapan tersebut, pasangan akan diminta untuk memperbaiki pola hidup sampai akhirnya siap untuk menjalani kehamilan berikutnya.
“Pasutri memiliki waktu tiga bulan untuk memperbaiki diri, memperbaiki gaya dan kualitas hidup, pola makan, nutrisi, dan kebiasaan. Jadi, jangan sampai pada saat hamil baru menyadari harus memperbaiki diri,” tutup Ivander R. Utama, F.MAS, SpOG, MSc, Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi.
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Penulis | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Editor | : | Nakita_ID |
KOMENTAR