Nakita.id – Jarak usia ideal anak pertama dan kedua dari sisi psikologi.
Usai dikaruniai anak pertama, banyak pasangan yang langsung ingin menambah momongan.
Pertimbangannya pun bermacam-macam.
Mulai dari usia sang ibu yang semakin matang, hingga mungkin ingin anak pertamanya memiliki kedekatan dengan anak kedua.
Namun, sebenarnya berapa jarak usia ideal anak pertama dan kedua secara psikologi, ya?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, Nakita.id pun mewawancarai secara eksklusif Firesta Farizal, M.Psi, Psikolog, Psikolog Klinis Anak dan Remaja dari Klinik Psikologi Mentari Anakku.
Menurut Firesta, aturan tentang jarak usia ideal sebenarnya tidak dapat menjadi patokan utama untuk memiliki anak kedua.
Sebab, kesiapan setiap pasangan tentunya berbeda-beda.
“Sebetulnya ini tidak bisa menjadi patokan umum, karena setiap keluarga dan orangtua memiliki kesiapan yang berbeda. Semua kembali lagi kesiapan masing-masing,” ujar Firesta saat dihubungi Nakita.id via telepon, Jumat (7/5/2021).
Meski begitu, apabila mengacu pada sejumlah literatur, jarak usia yang ideal antara anak pertama dan kedua tidaklah terlalu dekat.
Salah satu alasannya lantaran kesehatan sang ibu yang mungkin belum sepenuhnya pulih usai melahirkan anak pertama.
“Tapi, memang pada beberapa literatur, tidak disarankan bila jarak anak pertama dan kedua terlalu dekat. Salah satu alasannya karena tidak sehat juga,” ungkapnya.
“Misalnya, bila seorang ibu punya anak lagi di bawah 18 bulan, mungkin kondisinya juga belum terlalu pulih,” jelas Firesta Farizal dalam wawancara eksklusif bersama Nakita.id.
Oleh karena itu, jarak usia antara anak pertama dan kedua yang dianjurkan adalah sekitar 2-4 tahun.
“Jadi, kalau di beberapa literatur mengatakan, jarak ideal anak pertama dan kedua adalah 2-4 tahun,” ucap psikolog yang berpraktik di Klinik Psikologi Mentari Anakku ini.
Akan tetapi, seperti yang sudah dijelaskan di awal, jarak usia tersebut bukanlah patokan utama.
Jika Moms dan Dads baru ingin memiliki anak kedua lebih dari 4 tahun kemudian, hal itu juga tidak masalah.
“Meski begitu, kalau memang mau lebih dari itu juga tidak apa-apa. Sebab, patokan utamanya memang bukan pada angka, melainkan kesiapan orangtuanya,” pungkas Firesta Farizal, M.Psi, Psikolog, Psikolog Klinis Anak dan Remaja.
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Penulis | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Editor | : | Nakita_ID |
KOMENTAR