Nakita.id - Moms ingin tahu ciri-ciri hamil anak perempuan yang akurat?
Setiap ibu hamil, pasti ingin tahu jenis kelamin bayi yang ada di dalam kandungannya.
Terlebih saat janin sudah mulai memperlihatkan kelaminnya dalam proses perkembangannya di rahim.
Tapi tak jarang, Moms merasa khawatir jika melakukan tes ultrasonografi (USG) secara terus-menerus.
Baca Juga: Waspada! Inilah Ciri-ciri Hamil Muda yang Berisiko Keguguran Seperti Aurel Hermansyah
Meski beberapa dokter menyampaikan bila tes USG tak berbahaya bagi kondisi tertentu, keputusan Moms tak melakukan tes USG tak bisa disalahkan bukan?
Oleh sebab itu, banyak yang akhirnya penasaran bagaimana cara mengetahui jenis kelamin bayi yang akurat tanpa USG.
Hal ini juga terjadi karena saat ini berbagai mitos kehamilan makin meluas.
Banyak yang mempercayai tanda-tanda perubahan fisik ibu hamil saat hamil jadi patokan jenis kelamin bayi yang ada di dalam kandungannya.
Tapi kini Moms tak perlu khawatir, ciri-ciri hamil anak perempuan yang akurat bisa didapatkan dengan cara di bawah ini.
Mengutip dari Healthline, berikut cara mengetahui jenis kelamin bayi yang ada di dalam kandungan.
1. Tes darah prenatal non-invasif (NIPT)
Tes darah prenatal non-invasif (NIPT) jadi salah satu pilihan yang bisa Moms ambil jika tak ingin melakukan USG pada janin.
Prosedur tes NIPT ini tak jauh berbeda dengan USG, yang tidak menjadi tes khusus untuk mengetahui jenis kelamin bayi.
Tes ini utamanya digunakan untuk melihat ada atau tidaknya kelainan kromosom seperti down syndrome.
Tes lanjutan pada NIPT ini biasanya akan dilanjutkan dengan pemeriksaan lanjutan ketika dokter mengetahui bila hasil pemeriksaan tidak normal.
Biasanya, tes NIPT mulai bisa dilakukan saat usia kehamilan menginjak 10 bulan.
Selain bisa mendeteksi adanya kelainan kromosom, tes ini juga bisa menentukan jenis kelamin bayi dengan cara mengambil sampel darah untuk mendeteksi ada atau tidaknya kelainan pada janin dan mendeteksi jensi kelamin.
Mengetahui ciri-ciri hamil anak perempuan yang akurat melalui tes darah ini direkomendasikan bagi ibu hamil berusia di atas 35 tahun, atau pernah melahirkan bayi dengan kelainan kromosom.
3. Tes genetik chronic villus sampling (CVS)
Tes selanjutnya yakni tes chronic villus sampling (CVS) yang merupakan tes genetik yang digunakan untuk mengidentifikasi down syndrom atau gangguan genetik lainnya.
Meski fungsinya hampir sama dengan tes NIPT, tes CVS ini mampu memberikan informasi gen bayi di dalam kandungan.
Tes ini juga dapat mengungkapkan secara akurat jenis kelamin bayi dengan cara menguji sampel vilus korionik atau jenis jaringan yang terdapat dalam plasenta.
Cara mengetahui jenis kelamin bayi dan kelainan genetik dengan tes ini bisa dilakukan pada saat usia kehamilan 10 minggu atau 12 minggu.
Biasanya, dokter akan merekomendasikan tes CVS ini untuk ibu hamil yang usianya di atas 35 tahun dan memiliki riwayat keluarga dengan kelainan kromosom. Namun, tes genetik CVS bukannya tanpa risiko.
Beberapa ibu hamil mengalami kram, pendarahan, kebocoran cairan ketuban, sampai lebih berisiko mengalami persalinan prematur.
Agar bisa mengetahui ciri-ciri hamil anak perempuan yang akurat melalui tes ini, baiknya jika Moms lebih dulu melakukan konsultasi dengan dokter untuk meminimalkan efek samping risiko terkait pemeriksaan CVS.
4. Tes amniosentesis
Tes amniosentesis atau dikenal dengan tes amnio merupakan tes yang berfungsi mendeteksi masalah kelainan pada janin dan bisa digunakan untuk mengetahui jenis kelamin bayi.
Tes amino bisa mulai dilakukan saat usia kehamilan 15 minggu sampai 18 minggu.
Tes amnio hanya membutuhkan waktu sekitar 30 menit dengan cara mengambil sampel cairan ketuban.
Baca Juga: Ngidam Makanan Manis Dipercaya Jadi Ciri-ciri Hamil Anak Perempuan, Cek Faktanya!
Sel tersebut kemudian akan diuji untuk mendeteksi ada tidaknya kelainan seperti down syndrome, spina bifida, atau gangguan genetik lainnya.
Penyedia layanan kesehatan umumnya merekomendasikan tes amnio jika hasil USG mengindikasikan ada kelainan.
Sama halnya seperti tes NIPT dan CVS, tes ini akan disarankan untuk ibu hamil yang berusia di atas 35 tahun untuk meminimalisasi risiko yang terjadi.
Seperti tes genetik CVS, tes amnio juga memiliki beberapa risiko seperti kram, memar, sampai memicu flek sehingga perlu mengonsultasikan ke dokter lebih dulu untuk meminimalkan risiko tersebut.
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Source | : | Healthline |
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR