Nakita.id - Mulai minggu ke-36, bayi bisa lahir kapan saja, karena secara klinis janin sudah matang.
Selain itu, menjelang persalinan untuk menyambut buah hati, perubahan kondisi Moms memengaruhi hampir seluruh tubuh.
Mulai dari Kepala mudah pusing, leher, punggung, dan pinggang sering pegal akibat menahan beban berat kehamilan.
Bukan hanya fisik, secara psikis pun ibu menanggung beban yang cukup berat.
Baca Juga: Ibu Ingin Persalinan Lancar?
Kecemasan dan kekhawatiran sering menghantuinya, entah itu kekhawatiran akan penampilannya yang tak seperti dulu, hingga kecemasan menghadapi detik-detik persalinan.
Nah, pasti Moms perlu adanya nasehat selain keluarga atau dokter kandungan, Moms perlu nasehat juga nasehat psikolog agar persalinan lancar.
Lantas, nasehat apa yang bisa diberikan psikolog kepada Moms jelang melahirkan?
Nakita.id telah mewawancarai salah satu psikolog untuk memberitahu nasehat yang bisa diberikan kepada Moms yang akan melahirkan.
Diwawancarai Nakita.id pada Selasa (15/6/2021), Adriana Dewi Riani, M.Psi., Psikolog yang berpraktik di Fame Consultan mengatakan, yang pertama adalah pahami kondisi Moms sendiri.
"Pahami tubuhnya sendiri, gitu kan, karena kan ini dari tubuh kita juga nih ya, di dengarkan tubuh Moms sendiri gitu.
Baca Juga: Alasan Medis Mengapa Perempuan Mendadak Harus Sesar
Pahami kondisi tuh, kayak gimana sih tubuh Moms, terakhir dirasanya seperti apa, kalau misalnya ada rasa-rasa yang berbeda, ada gejala-gejala yang mungkin nggak biasa, Momsnya tuh udah sadar sendiri, dan bisa mengatasi, segera konsul seandainya memang dirasakan berbeda gitu ya," kata Andriana.
Menurut Andriana, nasihat yang kedua adalah Moms harus lebih percaya pada diri sendiri.
"Nah yang kedua adalah Moms mungkin lebih percaya diri sendiri aja, mungkin Moms tidak terlalu terlarut dengan omongan-omongan orang, karena mungkin banyak banget nih tuntutan dari lingkungan sosial sendiri tentang persalinan," kata Andriana
Misalnya, tuntutan sosial tentang punya anak, tetang hamil bahkan itu juga banyak tuntutan dari lingkungannya seperti, 'wah nanti pokoknya kalau engak ngelahirin normal berarti bukan ibu yang berjuang', atau 'belum sah atau belum afdol jadi ibu, karena lahirnya nggak normal'.
Baca Juga: 5 Hal yang Harus Dilakukan Jika Jumlah ASI Sedikit
"Nah, hal kayak gitu lebih baik nggak perlu dipikirkan terlalu jauh ya Moms, karena semua demi keselamatan Ibu dan bayinya gitu," lanjutnya.
Menurut Andriana, Moms tidak perlu merasa sedih atau tidak berharga hanya karena yang Moms jalani tidak sesuai dengan tuntutan.
Hanya karena Moms mengalami sedikit perbedaan dengan standar-standar dari lingkungan, sama sekali tidak mengurangi keberhargaan Moms itu sendiri.
Selain itu, Andriana juga meminta Moms untuk yakin pada apa yang sudah dijalanin.
Alih-alih memikirkan kata orang, fokuslah pada kelangsungan Si Kecil dan Moms sendiri.
Serunya Kegiatan Peluncuran SoKlin Liquid Nature French Lilac di Rumah Atsiri Indonesia
Penulis | : | Lolita Sianipar |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR