"Inilah mengapa cuka paling sering digunakan selama siklus pembilasan, ketika sudah ada air yang terdispersi," catatnya.
Namun, Simonelli menjelaskan, sebaiknya cuka digunakan secukupnya saja, lantaran sifatnya yang asam.
Meskipun menggunakan cuka untuk cucian adalah praktik umum di banyak rumah tangga, namun Sammy Wang, seorang ilmuwan senior Tide dan perwakilan 9 Elements, tidak merekomendasikan menambahkan cuka yang dibeli di toko ke dalam siklus pencucian biasa bersama deterjen.
"Sebagian besar deterjen diformulasikan pada pH tertentu untuk bekerja paling baik, dan menambahkan cuka secara langsung dapat mengganggu bahan aktif dan benar-benar menciptakan lebih banyak masalah, seperti perubahan warna dan pembersihan yang buruk," sebut Wang.
Menurutnya, cuka berdampak bila digunakan dengan benar.
Cuka memiliki pH rendah, biasanya 3 hingga 5, sehingga dapat membantu melarutkan residu yang mengikat kotoran tubuh ke kain.
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Gabriela Stefani |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR