Nakita.id - Rasa takut menghadapi persalinan normal membuat sebagian perempuan memilih operasi sesar sebagai alternatifnya.
Tetapi apakah operasi sesar baik untuk dilakukan, dan merupakan pilihan yang tepat?
The American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG) dan Society for Maternal Fetal Medicine (SMFM) mengungkapkan, operasi sesar yang terjadi pada 1 dari 3 persalinan ternyata tidak perlu dilakukan, dan berbahaya.
“Kelahiran secara sesar bisa menyelamatkan jiwa janin, ibu, ataupun keduanya dalam kasus tertentu,” demikian bunyi pernyataan terbaru dari ACOG yang diterbitkan dalam The Green Journal.
BACA JUGA : Ibu yang Melahirkan Secara Sesar adalah Seorang Pahlawan
Sebenarnya ada beberapa pedoman yang mesti didiskusikan oleh ibu hamil dan dokter untuk menentukan apakah Ibu memang harus menjalani operasi sesar atau melahirkan secara normal saja.
Ada lima hal yang bisa jadi pertimbangan dokter maupun Moms:
Bayi tidak lahir-lahir
Sebanyak 34 persen dari kasus persalinan sesar dilakukan karena Moms tak dapat melebarkan bukaan, atau karena bayi tidak mau turun ke jalan lahir.
Pedoman kelahiran tahun 1950-an yang disebut kurva Freidman menentukan kapasitas normal untuk progres persalinan.
Persalinan bisa memakan waktu lebih lama daripada yang bisa diantisipasi dokter, namun toh tetap bisa dilakukan dengan persalinan normal.
Bayi tidak dapat menghadapi proses kelahiran dengan baik
Penelusuran denyut jantung bayi menjadi penyebab 23 persen dari kasus sesar.
Denyut jantung bayi akan naik dan turun sepanjang proses kelahirannya.
Tetapi ketika detak jantung terus dilacak di atas kertas, tim dokter akan berusaha memperbaikinya.
Lalu dokter biasanya akan menyarankan Ibu untuk dioperasi saja.
BACA JUGA : Sedikit yang Tahu, Ini 4 Manfaat Kurma Agar Ibu Cepat Pulih Usai Melahirkan
Posisi kepala bayi belum di bawah
Sebanyak 17 persen dari proses sesar terjadi saat janin mengalami malpresentasi, yaitu ketika posisi kepala bayi tidak di bawah terlebih dahulu.
Saat ini operasi sesar terjadi pada 85 persen kelahiran bayi, meskipun banyak bayi bisa diarahkan lebih dulu ke posisi yang tepat.
Mengandung bayi kembar
Tujuh persen dari operasi sesar dikarenakan ibu melahirkan bayi kembar.
Seringkali, salah satu dari bayi kembar berada dalam posisi yang salah. Walau begitu, kelahiran normal masih tetap bisa berjalan.
Caranya dengan memotivasi pasien untuk mencoba kelahiran lewat vagina.
BACA JUGA : Pernah Ditolak Naik Kendaraan karena Gemuk, Pria ini Berhasil Turunkan Berat Badan Hingga 52 kg
Bayinya terlalu besar
Ukuran bayi Ibu terlalu besar sehingga sulit jika harus dilahirkan melalui proses persalinan normal.
Memang sangat sulit menentukan berapa besar bayi menjelang persalinannya, apalagi hanya berdasarkan USG.
Selain itu dokter juga tidak bisa mengetahui secara pasti bayi sebesar apa yang bisa Ibu toleransi.
Itulah mengapa pedoman baru mengatakan, dugaan makrosomia janin bukan alasan untuk melakukan operasi sesar.
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Source | : | Tabloid Nakita |
Penulis | : | Saeful Imam |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR