Para peneliti melacak fungsi paru-paru pada setiap peserta dengan melihat cara mereka bernapas.
Apakah nafas tersebut dilakukan dengan sedikit memaksa atau tidak.
Dari situ mereka menemukan bahwa volume ekspirasi paksa dalam satu detik menurun 3,6 ml per tahun.
Hal ini lebih cepat terjadi pada perempuan yang menggunakan semprotan pembersih di rumah.
Sementara untuk perempuan yang bekerja sebagai pekerja rumah tangga dan kerap menggunakan semprotan pembersih mengalami penurunan sebesar 3,9 ml.
Artinya, perempuan yang menggunakan semprotan pembersih di rumah atau sebagai pekerja rumah tangga memiliki risiko yang besar menderita asma daripada mereka yang tidak.
BACA JUGA: Ditanya Mengenai Tips Anak Cepat Besar, Begini Jawaban Sandra Dewi
Peneliti memperkirakan hal ini terjadi akibat adanya iritasi selaput lendir saluran napas yang disebabkan karena menghirup bahan kimia dalam semprotan pembersih tersebut.
Sebab, produk ini diciptakan untuk membereskan kotoran bandel di lantai dapur atau loket rumah-rumah.
"Yang bisa diambil dari penelitian ini adalah bahwa dalam jangka panjang bahan kimia pembersih sangat mungkin menyebabkan kerusakan yang cukup berarti pada paru-paru Anda,” jelas penulis studi, Øistein Svanes.
Ia juga menjelaskan bahwa penggunaan bahan kimia seperti semprotan pembersih tidak terlalu penting untuk digunakan.
Sebab untuk menggantikan hal tersebut, perempuan dapat menggantinya dengan memanfaatkan air dan kain mikrofiber.
BACA JUGA: Ini Cara Stimulasi untuk Janin yang Tepat Sesuai dengan Usianya
Serunya Kegiatan Peluncuran SoKlin Liquid Nature French Lilac di Rumah Atsiri Indonesia
Source | : | Intisari.grid.id |
Penulis | : | Fadhila Auliya Widiaputri |
Editor | : | Gisela Niken |
KOMENTAR