Nakita.id - Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) hampir dilaksanakan dua tahun lamanya.
Bukan perkara yang mudah, pelaksanaan PJJ pun dipenuhi dengan banyak tantangan.
Tantangan tersebut dirasakan oleh banyak pihak, mulai dari para tenaga pengajar, siswa, orangtua murid, dan juga pemerintah.
Kemendikbud sebagai pemerintah pusat yang memegang tanggung jawab berat untuk memikirkan bagaimana caranya proses PJJ bisa berjalan dengan baik dan efektif.
Baca Juga: Bukan Dibatalkan, Begini Kata Kemendikbud Soal Nasib Rencana Sekolah Tatap Muka Saat Pandemi
Kemudian, para tenaga pengajar juga memiliki tanggung jawab yang besar untuk tetap mampu mengajar dengan baik dalam kondisi apapun.
Belum lagi, saat awal pelaksanaan PJJ, masih banyak guru yang belum mahir dalam menggunakan teknologi.
Hal tersebut menjadi kendala yang cukup serius dan memperhambat proses PJJ.
Namun, seiring berjalannya waktu, para guru pun sudah mulai terbiasa menggunakan teknologi yang ada untuk memperlancar proses pelaksanaan PJJ.
Begitu juga dengan para siswa dan orangtua.
Kendati demikian, apakah PJJ selama ini sudah terbilang efektif?
Terkait hal tersebut, Drs. Mulyatsyah, M.M, Direktur Sekolah Menengah Pertama, Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi mengungkapkan, berdasarkan penelitian memang yang paling efektif adalah melakukan sekolah tatap muka.
Karena, dengan sekolah tatap muka, guru bisa memberikan pembelajaran sosial kepada muridnya.
Namun, ia menekankan bahwa itu menjadi sebuah tantangan tersendiri saat ini.
"Semua pasti ada plus dan minus, semua pasti ada tantangan, semua pasti ada kekurangan tetapi menurut penelitian yang paling efektif itu adalah pembelajaran tatap muka, kenapa? Karena di situ ada perhatian, kasih sayang, sentuhan sosial dari guru," ungkap Drs. Mulyatsyah, M.M dalam wawancara eksklusif bersama Nakita.id, Rabu (7/7/2021).
"Guru bisa melihat refleksi dari anak, bisa melihat dengan mudah gestur dari anak, nah itu tentu tidak akan didapatkan dari pola pembelajaran jarak jauh," sambungnya.
Meski belum berjalan efektif sejauh ini, proses pembelajaran pun tetap harus dilakukan.
Menurut Drs. Mulyatsyah, M.M, efektif atau tidaknya proses PJJ sebenarnya tergantung dari bagaimana proses pembelajaran tersebut dirancang.
Para tenaga pengajar bisa merancang proses pembelajaran sesuai dengan panduan yang diberikan oleh Kemendikbud sendiri.
Baca Juga: Sekolah Tatap Muka di Tengah Pandemi Kabarnya akan Ditunda Lagi, Begini Kata Para Tenaga Pengajar
"Tetapi, belajar itu kan tetap harus berjalan, maka efektif atau tidak tentu tergantung dari bagaimana kita merancang pembelajaran jarak jauh bisa dilakukan dengan mempedomani panduan-panduan yang ada dengan merencanakan pembelajaran yang bisa disederhanakan, dan kita sediakan platform yang membantu," jelas Drs. Mulyatsyah, M.M.
"Jadi ini adalah kondisi yang darurat kalau kita berbicara kondisi darurat tentu tidak akan sama dengan kondisi suasana yang biasa-biasa saja," pungkasnya.
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Penulis | : | Shinta Dwi Ayu |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR