Jenis batuk di atas umumnya tidak membutuhkan obat dan perlu ke dokter. Namun, Moms perlu waspadai batuk yang perlu penanganan lebih lanjut seperti;
1. Pertusis
Batuk karena pertusis atau batuk rejan, disebabkan oleh Bordetella pertussis. Batuk pada pertusis sering kali bersambung atau terus-menerus.
Akibatnya anak tidak mempunyai kesempatan untuk mengambil napas, sehingga dapat terjadi kekurangan oksigen (hipoksemia) yang sangat membahayakan jiwa.
2. Pneumonia
Gejala klinis adalah demam, sesak napas, napas cuping hidung, dan nyeri dada pada anak besar.
Sebagian besar pneumonia pada anak disebabkan oleh infeksi bakteri sehingga perlu mendapat terapi antibiotik.
3. Tuberkulosis (TB)
Si Kecil patut dicurigai menderita TB jika terdapat riwayat kontak erat dengan pasien TB, sakit dan demam lama berulang tanpa sebab yang jelas.
Berat badannya juga turun tanpa sebab yang jelas atau berat badan tidak naik dalam 1 bulan dengan penanganan gizi yang adekuat.
Gejala lain, batuk lama (lebih dari 3 minggu) tanpa sebab yang jelas, diare lama atau berulang tanpa sebab yang jelas, reaksi cepat pasca-imunisasi BCG (kemerahan timbul 3-7 hari setelah suntikan), pembesaran kelenjar getah bening (di leher, ketiak, lipat paha).
BACA JUGA: Kebersihan Gigi Ibu Hamil Dapat Pengaruhi Risiko Keguguran Pada Janin
Tanpa perlu menunggu lama, bila gejala-gejala tampak pada jenis-jenis batuk di atas, Moms harus segera membawa Si Kecil ke dokter agar dapat penanganan lebih lanjut. (*)
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Source | : | Tabloid Nakita |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR