Nakita.id - Kasus rokok pada anak lama-kelamaan mengalami peningkatan yang cukup signifikan.
Bagaimana tidak, jutaan anak sudah mencoba rokok.
Biasanya anak memiliki keinginan merokok karena melihat orang dewasa di sekitarnya.
Namun, bisa juga ditawari oleh teman-teman sebayanya.
Karena, rasa penasaran yang sangat tinggi, akhirnya kebanyakan anak pun mencoba rokok.
Bahkan, banyak juga anak yang diam-diam sudah kecanduan rokok.
Biasanya anak akan merokok diam-diam di belakang orangtuanya.
Kebanyakan orangtua tentu akan marah besar apabila tahu anaknya sudah kecanduan rokok.
Para orangtua tentu langsung menyuruh anaknya untuk berhenti rokok. Sedangkan, rokok sendiri bersifat candu, sehingga tidak semudah itu menyuruh anak untuk berhenti merokok.
Mungkin di depan Moms atau Dads, ia akan berhenti merokok karena takut dimarahi, namun ketika di luar rumah belum tentu.
Maka dari itu, apabila Moms sudah tahu bahwa Si Kecil kecanduan merokok, lebih baik jangan terus dimarahi.
Sebenarnya, anak yang sudah kecanduan rokok bisa saja dengan mudah berhenti untuk tidak merokok lagi.
Baca Juga: Bukan Hanya Faktor Umur dan Asap Rokok Saja, Ternyata Ini Faktor Penyebab Kanker Paru
Asalkan adanya komitmen dari orangtua, keluarga, dan juga sistem pendidikan anak.
"Mereka yang sudah kecanduan rokok, termasuk anak-anak bisa tidak merokok lagi. Tapi, memang dibutuhkan komitmen yang kuat dari seluruh keluarganya dan juga didukung oleh sistem pendidikannya," ungkap Anna Surti Ariani, S. Psi., M.Si., Psi, Psikolog Klinis Anak dan Keluarga dari Klinik Terpadu Fakultas Psikologi UI, Depok, Jawa Barat, dalam wawancara eksklusif bersama Nakita.id, Senin (19/7/2021).
Komitmen yang dimaksud merupakan aturan yang tegas tentang tidak boleh merokok.
Moms atau Dads juga boleh memberikan hukuman apabila Si Kecil melanggar aturan tersebut.
Namun, hukuman yang diberikan usahakan tidak aneh-aneh dan harus benar-benar dijalankan.
Selain itu, aturan dilarang merokok tersebut bukan hanya berlaku untuk anak melainkan harus dijalankan seluruh anggota keluarga.
"Hukuman tidak boleh yang aneh-aneh, dan rumit misalnya apabila ketahuan rokok kasih hukuman pada anak tidak memberikan uang saku misalnya," ujar wanita yang akrab disapa Nina.
"Perlu adanya aturan yang tegas di dalam rumah, jadi aturan tersebut juga harus dijalankan oleh seluruh anggota keluarga, jangan cuma anak saja yang mendapat aturan tegas, orangtua juga harus memperbaiki diri agar tidak merokok lagi," sambungnya.
Untuk mengatasi anak yang sudah candu rokok, Moms harus mencari kegiatan yang kiranya bisa membuat anak lupa dengan rokok.
"Perlu ada Batasan-batasan yang jelas, pengalih kegiatan di luar merokok. Pada anak yang sudah kecanduan merokok tentu punya kebutuhan besar," kata Nina.
"Nah, kebutuhan besar ini harus diganti, boleh hal lainnya, misalnya diajak ngobrol oleh orang tuanya, diperhatikan, orangtua bisa main bersama anak. Bisa juga kasih reward kepada anak apabila berhasil tidak merokok," imbuhnya.
Selain itu, Moms juga harus mengajarkan anak bagaimana cara menolak yang baik apabila ditawarkan rokok.
"Perlu juga diajari cara menolak, jadi kalau ada orang lain yang menawarkan rokok ajarkan anak untuk menolak misalnya, “Duh, maaf deh dulu udah pernah coba dan kapok,”. Carikan kalimat yang membuat anak tidak malu untuk mengucapkannya. Anak juga perlu diedukasi tentang bahaya dari merokok dan keuntungan apabila tidak merokok," ucap Nina sambil mencontohkan.
Namun, apabila semua pendekatan tersebut tidak berhasil, maka ada baiknya bawa anak untuk konsultasi ke psikolog.
"Apabila semua pendekatan tersebut sulit dilakukan, mungkin ada hal-hal mendasar yang harus segera ditangani dengan konsultasi ke psikolog klinis anak atau remaja," tutup Nina.
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Penulis | : | Shinta Dwi Ayu |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR