Nakita.id - Ada berbagai tes covid-19 yang bisa dilakukan.
Terdapat swab Antigen yang bisa menjadi pendeteksian dini covid-19 dengan harga lebih murah.
Kemudian ada tes swab PCR yang menjadi alat tes covid-19 paling ideal saat ini.
Ketika seseorang dinyatakan positif covid-19 dari swab PCR, maka ia terkonfirmasi terpapar virus corona.
Tetapi ketika seseorang mendapatkan hasil swab antigen positif, maka perlu dilanjutkan dengan swab PCR.
Dan ternyata saat ini terdapat tes covid-19 mengandalkan air liur dari Massachusetts Instutite of Technology dan Harvard University, Amerika Serikat yang diklaim setara dengan PCR.
Alat tes Covid-19 ini bahkan hanya butuh waktu satu jam untuk mendeteksi virus corona SARS-CoV-2 melalui air liur.
Dalam sebuah studi baru, mereka menunjukkan bahwa diagnostik alat tes virus corona ini sama akuratnya dengan tes PCR yang sekarang digunakan.
Dilansir dari Phys, Selasa (10/8/2021), perangkat ini juga dapat digunakan untuk mendeteksi mutasi virus tertentu, yang terkait dengan beberapa varian virus corona SARS-CoV-2 yang kini beredar luas.
Dengan hasil tes Covid-19 yang cukup satu jam saja, maka alat tersebut berpotensi memudahkan pelacakan (tracing) berbagai varian virus corona, terutama di daerah yang tidak memiliki akses ke fasilitas pengurutan genetik.
"Kami mendemonstrasikan bahwa platform kami dapat diprogram untuk mendeteksi varian baru yang muncul, dan kami dapat menggunakannya kembali dengan cukup cepat," kata James Collins, Profesor Termeer untuk Teknik dan Sains Medis di Institut MIT untuk Teknik dan Sains Medis (IMES) dan Departemen Teknik Biologi.
Collins menambahkan bahwa dalam penelitian tentang alat tes Covid-19 berbasis air liur yang diklaim setara tes PCR ini, ia dan timnya menargetkan pelacakan varian virus corona Inggris (varian Alpha), varian Beta dari Afrika Selatan, dan Brasil.
Baca Juga: Kapan Waktu yang Tepat Untuk Tes Antigen dan PCR Agar Hasilnya Akurat?
"Akan tetapi Anda dapat dengan mudah mengadaptasi platform diagnostik (alat tes Covid-19 air liur) untuk mengatasi (mendeteksi) varian Delta dan varian lain yang sedang berkembang," jelas dia.
Alat diagnostik tes Covid-19 baru ini, bergantung pada teknologi CRISPR, dapat dirakit dengah biaya sekitar $15.
Akan tetapi, menurut peneliti biaya tersebut dapat ditekan secara signifikan apabila perangkat ini diproduksi dalam skala besar.
Studi tentang alat tes Covid-19 baru yang diklaim setara PCR ini telah dipublikasikan di jurnal Science Advances.
Perangkat diagnostik baru ini didasarkan pada SHERLOCK, yakni alat berbasis CRISPR yang pertama kali dilaporkan Collins dan timnya pada tahun 2017.
Komponen sistem termasuk untai pemandu RNA yang menungkinkan mendeteksi urutan RNA dengan target spesifik, dan enzim Cas yang membelah urutan tersebut dan menghasilkan sinyal fluoresen.
Semua komponen molekuler ini dapat dibekukan dan dikeringkan untuk penyimpanan jangka panjang dan dapat diaktifkan kembali setelah terpapar air.
Tahun lalu, laboratorium Collins mulai mengadaptasi teknologi tersebut untuk mendeteksi virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19.
Harapannya, dengan penelitian ini mereka dapat merancang perangkat diagnostik yang dapat memberikan hasil yang cepat dan dioperasikan dengan mudah, bahkan tanpa memerlukan keahlian khusus.
Mekanisme alat tes Covid-19 berbasis sampel air liur ini, para peneliti harus memasukkan langkah pra-pemrosesan kritis yang menonaktifkan enzim yang disebut nuklease saliva, yang menghancurkan asam nukleat seperti RNA.
Setelah sampel masuk ke perangkat, nuklease dinonaktifkan oleh panas dan dua reagen kimia.
Selanjutnya, RNA virus diekstraksi dan dipekatkan dengan melewatkan air liur melalui membran.
"Membran itu adalah kunci untuk mengumpulkan asam nukleat dan memusatkannya sehingga kita bisa mendapatkan sensitivitas yang kita tunjukkan dengan diagnostik ini," kata Rose Lee, seorang instruktur pediatri di Rumah Sakit Anak Boston dan Beth Israel Deaconess Medical Center.
Sampel RNA ini kemudian diekspos ke komponen CRISPR/Cas beku-kering, yang diaktifkan dengan penusukan otomatis paket air tertutup di dalam perangkat.
Reaksi one-pot memperkuat sampel RNA dan kemudian mendeteksi urutan RNA target, jika dalam sampel tersebut terdapat virus corona penyebab Covid-19.
"Tujuan kami adalah menciptakan diagnostik mandiri yang tidak memerlukan peralatan lain," kata Xiao Tan, ahli klinis di Institut Wyss dan instruktur gastroenterologi di Rumah Sakit Umum Massachusetts.
Pada intinya, pasien hanya cukup meludah ke alat tes corona dengan hasil setara tes PCR ini, kemudian menekan plunger dan hasil tes Covid-19 akan muncul satu jam kemudian.
Saat penelitian alat tes Covid-19 dengan sampel air liur ini mulai dilakukan, varian Delta belum tersebar luas.
Akan tetapi karena sistemnya sudah dibangun, mereka mengatakan langsung merancang modul baru untuk mendeteksi varian Covid-19 itu.
Sistem ini juga dapat dengan mudah diprogram untuk memantau mutasi baru yang dapat membuat virus corona lebih menular.
"Jika Anda ingin melakukan lebih banyak survei epidemiologis yang luas, Anda dapat merancang tes sebelum mutasi yang menjadi perhatian muncul dalam suatu populasi, untuk memantau mutasi yang berpotensi berbahaya pada protein lonjakan," kata Devora Najjar, mahasiswa pascasarjana di Media Lab MIT.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Setara PCR, Alat Tes Covid-19 Ini Hanya Menggunakan Sampel Air Liur"
For the Greater Good, For Life: Komitmen ParagonCorp Berikan Dampak Bermakna, Demi Masa Depan yang Lebih Baik Bagi Generasi Mendatang
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Gabriela Stefani |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR