Nakita.id - Apakah Moms punya kebiasaan tidur di lantai?
Jika iya, maka hentikan mulai sekarang.
Kebiasaan yang sering dilakukan banyak orang ini ternyata tidak baik unyuk kesehatan.
Tidur di lantai cukup menyenangkan apabila kita lakukan saat cuaca sedang panas. Sensasi dingin lantai dapat membuat tubuh kita lebih terasa nyaman.
Baca Juga: Ingin Mencuci Bantal Tidur? Begini Cara Mudahnya yang Bisa Dicoba di Rumah Tanpa Repot
Memang tidur di lantai membuat tubuh merasa lebih dingin sejenak. Tetapi jika terus dibiasakan, tidur di lantai dapat menimbulkan sejumlah masalah.
Masalah kesehatan bisa saja terjadi jika kita sembarangan tidur di lantai.
Dilansir dari CewekBanget.id, berikut bahaya tidur di lantai yang harus Moms ketahui:
Alergi
Lantai tempat kita tidur mungkin tampak bersih dan berkilau ya, Moms.
Tetapi, perlu Moms ingat bahwa lantai sangat rentan berdebu dan kotor di permukaannya.
Bahkan, jumlah kotoran di lantai bisa lebih banyak dari permukaan lain di sekitar rumah, lho.
Tidur di lantai bisa menyebabkan reaksi alergi yang membuat tubuh kurang nyaman, apalagi kalau kita sensitif terhadap debu.
Nyeri Punggung
Permukaan lantai biasanya keras dan hal ini berisiko membuat kita merasa gejala sakit punggung.
Sakit punggung semakin bisa terasa kalau kita tidur berbaring di lantai lho.
Kesimpulannya, kebiasaan tidur di lantai sangat tidak baik bagi postur tubuh kita.
Meriang
Sensasi dingin saat tidur di lantai bisa membuat kita meriang atau tidak enak badan lho, Moms.
Kita sangat mungkin mengalami masuk angin saat tidur di lantai yang permukaannya dingin.
Jika kita ingin tidur di lantai, sesekali sangat tidak masalah.
Tetapi, jangan dilakukan terus-menerus karena hal tersebut bisa berdampak negatif bagi kesehaan kita.
Selain itu, orang dalam kondisi tertentu juga tidak disarankan tidur di atas lantai karena sangat berisiko mengalami berbagai masalah kesehatan.
(Artikel ini sudah tayang di Parapuan dengan judul: Jangan Coba-Coba Tidur di Lantai Kalau Tidak Mau 3 Hal Buruk Terjadi)
National Geographic Indonesia: Dua Dekade Kisah Pelestarian Alam dan Budaya Nusantara
Source | : | Parapuan |
Penulis | : | Diah Puspita Ningrum |
Editor | : | Diah Puspita Ningrum |
KOMENTAR